JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengantongi 4.000 unit surat pemesanan kendaraan (SPK) untuk Stargazer yang jadi produk baru di segmen low multi purpose vehicle (LMPV), alias MPV murah.
Dari jumlah tersebut, baru 300 unit retail sales yang didapat, atau yang sudah dikirim ke konsumen. Sementara sisanya diklaim bakal segera menyusul.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, Makmur, Chief Operating Officer (COO) PT HMID mengatakan proses produksi sejauh ini tidak ada kendala. Bahkan tak mengurangi dari model lain hanya untuk mengejar pesanan.
Baca juga: Cek Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo, Setelah Pertalite dan Solar Naik
"Produksi tidak ada masalah, kapasitas (produksi) kita itu 150.000 per tahun. Kalau dimaksimalkan bisa sampai 250.000 unit per tahun, tapi saat ini sendiri masih normal. Tidak ada pengurangan model lain, produksi Creta masih berjalan normal, begitu juga Stargazer," ujar Makmur, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/9/2022).
Tak hanya itu, Makmur menjamin waktu tunggu alias inden bagi konsumen yang sudah memesan Stargazer, paling lama satu bulan. Namun tergantung dari tipe yang dipesan konsumen.
Sejauh ini, meski diklaim semua varian Stargazer banyak diminati, tapi tipe tertinggi, yakni Prime, tetap jadi yang terlaris.
Baca juga: Boleh Pakai Pertalite, Hyundai Jamin Garansi Stargazer Tak Gugur
"Prime paling tinggi, terutama yang captain seat kontribusinya 85 persen seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Untuk warna itu putih single tone, setelah itu baru yang two tone. Indennya paling lama itu sekitar 1 bulan ya," katanya.
Lebih lanjut Makmur juga memastikan, produksi Stargazer tidak terganggu soal masalah kelangkaan semikonduktor yang sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut menjadi sinyal positif karena membuat proses produksi berjalan lancar, sehingga pengiriman ke konsumen juga bisa lebih cepat. Namun tidak bagi beberapa produk yang memang memiliki fitur labih canggih.
"Kami atur-atur, Stargazer dan Creta kami pastikan tidak ada masalah (kelangkaan) semikonduktor," ucap Makmur.
Baca juga: Punya Banyak Fitur, Kenapa Stargazer Masih Pakai Rem Tangan Manual?
Sementara terkait masalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yakni Pertalite dan Pertamax, yang dapat menggangu penjualan Stargazer, Makmur menjelaskan bila efeknya tidak akan berlangsung lama.
"Kami optimis (penjualan) tetap berjalan. Pada awal-awal mungkin akan ada kekagetan, tapi masyarakat kita ini masyarakat yang tahan banting," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.