Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Solar Naik, PO Bus Minta Tidak ada Pembatasan Pembelian Solar

Kompas.com - 04/09/2022, 08:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga solar subsidi atau Biosolar sudah resmi naik per hari Sabtu (3/9/2022), dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter.

Tentunya kenaikan harga solar bakal berpengaruh pada harga tiket bus, terutama antar kota. Namun ada masalah lain yang ditemui para pengusaha bus, yakni adanya pembatasan pembelian solar subsidi.

Anthony Steven Hambali, pemilik PO Sumber Alam mengatakan, bagi bus yang mau isi solar subsidi, ada pembatasan maksimal 200 liter per hari.

Baca juga: Laksana Bikin Power Window buat Bus, Layaknya Mobil Penumpang

Ilustrasi Bus Sinar Jaya, bus yang memiliki rute Tangerang-SemarangShutterstock/Hilmi Akmal Rosan Ilustrasi Bus Sinar Jaya, bus yang memiliki rute Tangerang-Semarang

"Kalau di Jawa dan jalur saya sepertinya aman saja, tapi memang kebijakan Pertamina, kendaraan enam ban dibatasi maksimal 200 liter sekali isi," ucap Anthony kepada Kompas.com, Sabtu (3/9/2022).

Sebenarnya, untuk bus yang melewati Tol Trans-jawa, bahan bakar 200 liter sehari tidak cukup. Menurut Anthony, setidaknya dibutuhkan bahan bakar sebanyak 350 liter sekali jalan.

Begitu juga yang dikeluhkan Teddy Rusly, Direktur Utama PT Sinar Jaya Megah Langgeng. Menurutnya untuk solar 200 liter tidak cukup untuk busnya dengan rute yang jauh.

Baca juga: Cek Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo, Setelah Pertalite dan Solar Naik


"Itu tidak cukup untuk bus jarak jauh karena rata-rata konsumsi satu liter untuk 2,8 Km. Jadi hanya bisa dipakai untuk 560 Km saja, sedangkan perjalanan bus banyak yang sehari lebih dari 560 Km, sehingga tidak mencukupi jatah yang 200 liter," ucap Teddy.

Teddy juga berharap kalau ada prioritas yang diberikan pada angkutan umum. Jadi untuk kendaraan dengan pelat hitam, tidak diperbolehkan untuk mengisi solar subsidi.

"Seharusnya dikasih prioritas angkutan resmi, bukan pelat hitam. Jadi subsidi aman sesuai kebutuhan transportasi yang legal," kata Teddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com