Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2022, 15:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini pengguna sepeda motor listrik di Ibu Kota semakin marak. Sejalan dengan hal ini, penggunaan teknologi swap baterai untuk sepeda motor listrik pun kian populer.

Sebagai informasi, sistem swap baterai ini pada dasarnya seperti membeli galon air untuk tabung gas isi ulang. Pengendara yang butuh tinggal membeli baterai motor listrik sesuai dengan daya yang ada di tempat tertentu.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Bertemu dengan Konvoi Pejabat di Jalan?

Namun, yang menjadi kendala adalah teknologi swap baterai berbeda-beda dari satu merek dengan merek lainnya. Sehingga, teknologi tersebut belum tentu bisa digunakan untuk semua motor yang tengah beroperasi saat ini.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen Ilmate) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan, pemerintah tengah mencoba agar para pabrikan ini melakukan standardisasi baterai swap.

SPBKLU Motor listrikGrab Indonesia SPBKLU Motor listrik

“Jadi jangan sampai dia (merek kendaraan) memiliki merek A, tetapi SPKLU-nya tidak cocok, atau merek A dan hanya menyiapkan untuk kendaraannya sendiri. Itu investasi sia-sia. Itu juga mengurangi kepuasan konsumennya,” ucap Taufik, di JIExpo Kemayoran, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Faktor yang Bikin Mitsubishi Pajero Sport Digemari Konsumen

Menurut Taufik, saat ini sudah ada 300 titik fasilitas swap baterai di Jabodetabek, seperti yang dikelola oleh Gojek dan Grab bekerja dengan divisi kendaraan listriknya sendiri dengan beberapa titik.

“Mengenai baterai monitoring sistemnya ketika habis harus ke mana mereka juga sudah ada. Itu kalau direplika yang banyak masyarakat akan puas,” kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com