Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2022, 14:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam produk motor listrik terbaru menghiasi pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) yang diselenggarakan pada 22-31 Juli 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

Ajang ini memang jadi payung baru bagi merek-merek yang memasarkan kendaraan listrik di Indonesia. Bahkan bisa dibilang menjadi salah satu ajang pameran kendaraan listrik terbesar di Tanah Air.

Meski begitu, pameran ini masih sepi dari merek sepeda motor besar asal Jepang, yang menguasai pasar motor nasional. Padahal kendaraan listrik bukan cuma berasal dari merek China saja.

Baca juga: Jurus Toyota Halau Stargazer, Diskon Belasan Juta buat Avanza-Veloz

Motor listrik Yamaha E01Kompas.com/Dio Motor listrik Yamaha E01

Yamaha misalnya telah mengenalkan motor listrik E01 yang akan diuji coba mulai semester II/2022. Sementara Honda sudah lebih dulu hadir dengan PCX Electric yang menyasar konsumen fleet.

Begitu juga dengan jenama asal India, TVS, yang sudah menyiapkan skuter listrik iQube buat konsumen Indonesia.

Hari Budianto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) yang menaungi lima merek besar Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS pun angkat bicara.

Baca juga: Waspada Macet, Ada 11 Titik Perbaikan Jalan di Tol Jagorawi

“Ya kita enggak usah jawab gimana-gimana, tapi sudah pasti (motor listrik),” ujar Hari, kepada Kompas.com (25/7/2022).

“Jadi kita welcome, semuanya juga menghadapi masalah transisi ini. Karena hanya masalah waktu kan. Karena masalah teknologi itu kan berjalan menuju ke arah yang sama,” kata dia.

Hari mengatakan, anggota AISI tentu bakal ikut memasarkan motor listrik. Namun sampai saat ini masih dalam tahap persiapan.

Baca juga: Fenomena Serbuan Motor Listrik China ke Indonesia

Doc. PT PLN (Persero)Kiki Safitri Doc. PT PLN (Persero)

Secara tersirat ia juga mengatakan, motor listrik menjadi sebuah keniscayaan. Sehingga merek-merek besar pasti akan menyediakan produk yang diminati pasar.

“Memang tahapan ini masih berjalan. Kita sih welcome, enggak ada keganggu atau segala macam. Karena semua kan hanya masalah pasar,” ucap Hari.

“Lama-kelamaan kalau pasar bisa adopt, tentunya semua juga akan masuk juga ke bisnis yang sama. Semuanya hanya masalah bersiap saja,” tutur dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com