Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Serbuan Motor Listrik China ke Indonesia

Kompas.com - 26/07/2022, 08:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

“Sampai akhir tahun lalu itu populasi 12.000 unit. Sampai Juni kemarin kira-kira 19.000 unit, artinya per bulan baru nambah 1.000 unit. Tetapi memang harus dilihat sebagai perkembangan yang menarik, karena sudah mulai kelihatan, 1.000 unit per bulan kan lumayan,” ujar Hari, kepada Kompas.com (25/7/2022).

“Sedangkan market kita kan 5 juta unit, 87 persennya matik. Jadi sebenarnya kalau ngomong dibandingin, masih belum signifikan,” kata dia.

Meski begitu, ia mengakui perkembangan motor listrik tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena teknologi produsen global sebetulnya sudah mengarah ke kendaraan listrik seluruhnya.

“Memang tahapan ini masih berjalan. Kita sih welcome, enggak ada keganggu atau segala macam. Karena semua kan hanya masalah pasar. Lama-kelamaan kalau pasar bisa adopt, tentunya semua juga akan masuk juga ke bisnis yang sama. Semuanya hanya masalah bersiap saja,” ucap Hari.

Baca juga: Update Jadwal Uji Coba Motor Listrik Yamaha di Indonesia

Serbuan Mocin

Sejatinya, serbuan motor China (mocin) bukan baru kali ini terjadi. Sebelumnya, setelah krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun 1997-1998, pasar motor Indonesia sempat diramaikan merek-merek asal China.

Waktu awal tahun 2000-an, mungkin ada puluhan jenama asal Negeri Tirai Bambu yang coba cari peruntungan di Indonesia.

Kala itu, kebanyakan mocin mengandalkan mesin berkapasitas 100 cc. Mesin itu memiliki basis yang sama dengan mesin C100 miliki Honda yang tersemat pada Astrea Grand atau Supra X keluaran awal.

Baca juga: Produsen Baterai ABC Akan Sediakan Aki Kering Lithium Untuk Motor

Pabrikan Jepang yang sudah eksis lebih dulu sempat dibuat kalang kabut. Sebab, mocin ditawarkan dengan harga jual yang sangat terjangkau.

Namun, dari sekian banyak merek mocin yang sempat hadir, mungkin saat ini hanya tersisa beberapa. Itu pun dengan angka penjualan yang sedikit, dan lebih terfokus untuk keperluan niaga atau motor roda tiga.

Berdasarkan pantauan kami, nama-nama seperti Viar, Tossa, dan Kaisar masih menyediakan layanan 3S (sales, servis, dan spare part). Adapun merek Sanex, Jialing, dan Zhongsen, sudah lama tak terdengar dan menghilang begitu saja.

Baca juga: Rakata NX3 Motor Listrik Mirip Nmax, Harga Rp 41 Juta

Motor roda tiga ViarFoto: Viar Motor roda tiga Viar

Pengamat otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan, fenomena serbuan motor listrik asal China berbeda kondisinya dengan masa lalu.

“Kalau sekarang kelihatannya beda dengan dulu, kalau dulu kan yang masuk itu pedagang-pedagang. Kalau sekarang ini sebenarnya negara yang sudah masuk,” ujar Martinus, kepada Kompas.com (25/7/2022).

Menurutnya, masifnya kehadiran motor listrik China tidak lain karena Negeri Tirai Bambu jadi yang paling siap dengan teknologi listrik.

Baca juga: Kawasaki Tegaskan Tidak Tertarik dengan MotoGP, Ini Alasannya

Photo dokumentasi yang diabadikan pada 11 September 2019 ini menunjukkan gedung teknologi dan pusat rekayasa Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) di kota Ningde, Provinsi Fujian, China Selatan. (Xinhua/Lin Shanchuan) Photo dokumentasi yang diabadikan pada 11 September 2019 ini menunjukkan gedung teknologi dan pusat rekayasa Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) di kota Ningde, Provinsi Fujian, China Selatan. (Xinhua/Lin Shanchuan)

Martinus menambahkan, saat ini komponen kendaraan listrik mayoritas berasal dari China. Khususnya baterai, komponen utama dari kendaraan listrik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau