JAKARTA, KOMPAS.com - Prototipe Electro ELSB 3000C muncul di pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022. Motor purwarupa itu merupakan bukti perusahaan berusaha mengisi segmen motor listrik di semua segmen.
Saat ini hanya sedikit produsen motor listrik yang bermain di kelas "motor batangan." Di segmen premium dulu pernah ada Zero Motorcycles yang kemudian hilang, adapun saat ini diisi oleh Energica yang dibawa Utomocorp.
Baca juga: Kebiasaan Ini Bikin Motor Matik Lebih Irit Bahan Bakar
Di kelas yang lebih terjangkau pemainnya juga tak banyak, mulai dari Volta Godam dan Patriot yang masih tes pasar. Kemudian yang baru resmi meluncur di PEVS 2022 yaitu Rakata NX8 seharga Rp 50 jutaan.
Winarto, head two wheeler PT Motor Anak Bangsa (MAB) sister company Mobil Anak Bangsa (MAB) pemilik merek Electro, mengatakan, pihaknya justru tertarik membangun motor sport listrik sebab pemainnya masih sedikit.
"Market Indonesia 80 persen lebih itu skuter, motor sport bukan tidak ada yang minat walaupun kecil, sebab kita lihat sport belum ada yang bikin," kata Winarto yang ditemui Kompas.com, di JIExpo Kemayoran, Minggu (24/7/2022).
Baca juga: Mitos Atau Fakta Isi Ban Mobil Pakai Nitrogen Lebih Awet?
Winarto mengatakan, sebelum membangun prototipe sudah ada "rancang biru" perusahaan. Selain itu prototipe ELSB 3000C juga belum final, artinya bisa saja konsepnya dikembangkan ke model lain semisal motor trail.
"Kebutuhan di market apa, karena motor sport belum dibikin, ini bisa dibiin trail, ada kebutuhan untuk perkebunan, termasuk TNI kalau bisa masuk spek TNI lumayan," kata dia.
Baca juga: Produsen Baterai ABC Akan Sediakan Aki Kering Lithium Untuk Motor
Siasat
Salah satu yang jadi perhatian Kompas.com ialah komponen sasis yang menggunakan alumunium. Seperti diketahui bahan baku alumunium tidak murah, dan jika diproduksi massal harganya bakal melambung.
Baca juga: Komparasi Desain Eksterior Stargazer, Avanza, dan Xpander
"Belum tentu juga, tergantung dengan interaksi dengan calon konsumen kita lihat apakah ada yang terlalu besar atau terlalu kecil (speknya terlalu tinggi atau terlalu rendah). Bisa diubah," kata dia.
"Kita sedang menjajaki, kita tes kekuatan dan bobotnya kalau memang sudah pas diproduksi, kan juga belum dihitung biaya aslinya ketika produksi," kata Winarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.