JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudikan mobil di jalanan yang basah atau saat hujan menjadi tantangan sendiri bagi banyak pengendara.
Mengingat kondisi jalan yang basah dan tergenang air, kemampuan cengkeraman ban ke aspal jadi berkurang. Kondisi ini kerap disebut dengan aquaplaning. Namun, masih ada saja pengemudi yang memacu kendaraannya dengan teknik yang tidak tepat saat jalan basah.
Baca juga: Subaru Serahkan All New Forester ke 10 Konsumen Pertama
Bahkan, tidak sedikit pengemudi yang berani untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi atau ngebut. Padahal, kecelakaan karena ban kehilangan cengkeraman ke aspal sangat mungkin terjadi.
Training Director The Real Driving Centre Marcell Kurniawan mengatakan kebiasaan pengemudi mengebut saat jalanan hujan karena tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
“Mereka sebelumnya aman-aman saja ngebut saat kondisi jalan basah. Namun kalau belum pernah, bukan berarti tidak akan pernah kecelakaan,” ucap Marcell kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Kebanyakan orang Indonesia harus mengalami kecelakaan dulu baru bisa belajar dengan mengubah caranya mengemudi saat jalanan basah.
Namun tentu sebaiknya bisa memahami potensi bahaya apa saja yang bisa terjadi saat mengebut di jalanan yang basah.
Menurut Marcell pengemudi yang baik tidak akan mengambil risiko dan selalu meminimalisir risiko yang terjadi saat berkendara. Dengan kata lain, pengendara yang baik akan menyesuaikan bagaimana cara mengemudi saat jalanan basah atau kering.
“Saat hujan, traksi antara ban dan jalan sangat minim, sehingga kemungkinan selip dan aquaplaning sangat tinggi,” kata Marcell.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.