Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Truk Serebot Jalur Kanan yang Membahayakan Pengguna Jalan Tol

Kompas.com - 02/07/2022, 14:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lajur pada jalan tol punya fungsi masing-masing. Dengan demikian, penggunanya bisa menyesuaikan.

Misal di lajur satu atau paling kiri, khusus untuk bus dan truk, di tengah untuk kendaraan yang lebih cepat, dan paling kanan hanya untuk mendahului.

Tapi sayang, ada saja kelakuan sopir truk yang dengan sengaja memakai lajur paling kanan di jalan tol. Sehingga  membuat lalu lintas di belakangnya jadi terhambat.

Kejadian truk yang mengambil lajur kanan di tol bisa dilihat pada unggahan akun dashcam owners Indonesia di Instagram. Nampak truk bermuatan tersebut ingin menyalip truk lainnya yang melaju lebih lambat.

Baca juga: Bahaya Nyata Truk Melaju di Lajur Kanan Jalan Tol

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

 

Namun, laju truk yang menyalip juga sebenarnya tidak terlalu cepat, sehingga menghambat mobil yang ada di belakang. Berdasarkan keterangan yang redaksi terima, video ini direkam di Ruas Tol Surabaya pada hari Selasa (28/6/2022).

Menanggapi kejadian seperti ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, mengemudi di tempat umum ada aturannya, seperti truk yang tidak boleh memakai lajur paling kanan.

"Pada video tersebut, pengemudi truk sudah melanggar hukum karena berada di lajur 3. Mendahului boleh tetapi harus sesuai dengan aturan, baik caranya, kecepatannya dan kemampuannya," ucap Sony kepada Kompas.com, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Daftar Mobil yang Bakal Dilarang Pakai Pertalite


Selain itu, truk juga nampak over dimension dan over loading alias ODOL. Tentu sangat membahayakan pengguna jalan lain kalau terlalu kencang lajunya.

"Bahaya yang mungkin terjadi karena truk ODOL adalah hilangnya keseimbangan dan terbalik melibatkan kecelakaan pada kendaraan lain," kata Sony.

Lalu, truk yang kelebihan beban punya risiko mengalami gagal berhenti. Mengingat momentum yang dibawa sangat besar, sehingga jika gagal mengerem dan berada di lajur kanan, bisa menyebabkan tabrakan beruntun.

"Semakin berat dan besar kendaraan maka semakin panjang jarak berhentinya. Ini akibat dari momentum yang besar dan kemampuan rem yang terbatas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau