JAKARTA, KOMPAS.com - Freestyle sepeda motor sesuai namanya, yaitu gaya bebas menjadi fenomena tersendiri. Tak sedikit anak muda demi konten media sosial, melakukan aksi ini di jalan raya.
Salah satu yang sering dijadikan konten ialah wheelie atau mengangkat roda depan. Namun video yang sering tersaji di media sosial ialah waktu gagal atraksi kemudian pengendaranya jatuh.
Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan hukum, mengatakan, gagal atau berhasil, freestyle sembarangan di jalan raya dilarang sebab membahayakan diri sendiri maupun pengguna jalan lain.
Baca juga: Baru Meluncur, BMW M3 Touring Langsung Jadi Safety Car MotoGP
Menurut Budiyanto, freestyle di jalan raya merupakan cara mengendarai kendaraan bermotor dengan cara tidak wajar, demonstratif, membahayakan keselamatan berlalu lintas, dan berpotensi terjadinya lalu-lintas.
"Inilah kadang-kadang yang kurang dimengerti dan dipahami oleh anak-anak remaja sekadar mengikuti tren kekinian tanpa memperhitungkan risiko yang akan terjadi," kata Budiyanto dalam keterangan resmi, belum lama ini.
Parahnya lagi, kata Budiyanto, tak sedikit pelaku freestyle di jalan raya yang tidak memakai peralatan pengendara lengkap sehingga tambah berisiko.
"Apalagi kita sering melihat anak-anak remaja yang melakukan kegiatan freestyle tidak menggunakan helm, dan pengamanan lainnya," katanya.
Baca juga: Bukan Mengurangi Polusi, Ganjil Genap Malah Menambah Jumlah Kendaraan
"Menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyadarkan mereka. Perlu langkah serius dan tegas dari aparat penegakan hukum untuk menindak secara tegas, dibarengi dengan kegiatan yang edukatif," katanya.
Budiyanto mengatakan, freestyle dilarang karena bertentangan dengan Undang-Undang lalu-lintas dan angkutan Jalan No 22 tahun 2009 tentang LLAJ, soal tata cara berlalu lintas yang benar.
Pasal 105
Pasal 106
Ayat 1
Ayat 4 huruf d
Ayat 8