Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Bus Sumatera Langganan Pakai Sasis Buatan Jerman?

Kompas.com - 21/06/2022, 08:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus merupakan salah satu moda transportasi yang masih diandalkan masyarakat Indonesia, termasuk di Pulau Sumatera. Ada satu keunikan dari bus-bus yang beroperasi di sana, yaitu sering memakai sasis buatan Mercedes Benz.

Sebenarnya di Indonesia ada banyak pembuat sasis bus, mulai dari Jerman seperti Mercedes Benz dan MAN, Swedia seperti Scania dan Volvo, dan Jepang dengan merek Hino. Tapi, bisa dibilang bus dengan sasis Mercedes Benz paling sering berlalu-lalang.

Anggota Forum Bismania Indonesia, Asrul Arifin Siregar mengatakan, dari dulu berbagai PO bus di Sumatera memang sudah mengandalkan sasis Mercedes Benz.

Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Bus di Bali, Begini Tips Cegah Rem Blong

Bus AKAP SumatraInfomasi Bus - Blogger Bus AKAP Sumatra

"Dari dulu sudah 90 persen sampai 95 persen pakai Mercy. Jadi kru-kru sudah pada hafal kalau ada kerusakan di jalan,” ucap Asrul kepada Kompas.com, belum lama ini.

Selain itu, ada anggapan kalau sasis Jepang kurang cocok dengan Lintas Sumatera yang ekstrem. Asrul menambahkan, saat ini perlahan tapi pasti sudah ada beberapa PO yang mulai pakai sasis Hino dari Jepang.

Baca juga: Daftar Polda yang Sudah Menerapkan Tilang Elektronik


"Di sekitar Sumatra Utara untuk AKDP ada Pelita Paradep, kalau AKAP-nya ada Medan Jaya dan Chandra. Selain itu di Jambi ada Family Raya yang banyak juga unit Hinonya,” kata Asrul.

Selain sasis Mercedes Benz, berbagai merek Eropa juga mewarnai bus-bus AKAP Sumatra. Misalnya ada sasis Scania yang dipakai PO SAN, lalu ada PO Sempati Star yang memakai Volvo B11R dan bus tingkat milik PO Pelita Paradep dengan sasis MAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau