Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Toyota Indonesia Belum Produksi Baterai Mobil Listrik

Kompas.com - 20/05/2022, 09:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Toyota Indonesia punya berbagai lini produk kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Misalnya seperti Hybrid (Corolla, Corolla Cross, Camry, C-HR), Plug-in Hybrid (Prius PHEV), dan BEV (Lexus UX 300E).

Salah satu komponen yang penting pada kendaraan listrik adalah baterai. Fungsi dari baterai adalah menyimpan energi listrik yang nantinya bisa disalurkan ke motor listrik untuk menggerakkan kendaraan.

Sampai saat ini, baterai yang ada di mobil listrik Toyota masih didapatkan dari luar negeri. Lalu bagaimana rencana ke depannya, apakah baterai juga akan diproduksi di Indonesia? Mengingat sebentar lagi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan memproduksi mobil hybrid di Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Sebut Tesla Bakal Investasi Ekosistem Baterai dan Mobil Listrik

Toyota Prius PHEV di Kompas otomotif ChallengeKOMPAS.com/GILANG Toyota Prius PHEV di Kompas otomotif Challenge

Bob Azam, Direktur Corporate Affairs PT TMMIN mengatakan, untuk saat ini, baterai untuk kendaraan listrik Toyota di Indonesia masih dibuat di luar Indonesia.

"Baterainya di perusahaan baterai, di sini belum. Di sini nanti masang baterai, baterainya bisa dari Jepang, di sini tinggal dirakit," ucap Bob di Karawang, Kamis (19/5/2022).

Tapi, Bob mengatakan, di masa depan baterai harus multi source, alias bisa dari mana saja. Hal ini mengingat adanya kendala jika satu barang hanya berada dari negara tertentu, misalnya seperti kasus cip semikonduktor.

Baca juga: Honda SH150i Model Baru Meluncur, Pakai Mesin Vario 160


"Pelajaran saat Covid ini kan suplainya (terbatas). Sedangkan mobil listrik persoalannya ini soal suplainya," kata Bob.

Berbeda dengan komponen mobil konvensional yang bisa datang dari 50 negara, untuk mobil listrik, negara yang menyuplai komponennya lebih sedikit lagi. Hal ini yang bisa jadi masalah jika suply chain tidak dikembangkan.

"Saya yakin di Asia Timur itu akan jadi pusat pegembangan baterai dunia, seperti Jepang Korea, Thailand, dan Indonesia," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau