Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Truk Harus Atur Sendiri Manajemen Waktu Perjalanan

Kompas.com - 09/05/2022, 19:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kecelakaan truk memang masih sering terjadi di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan kejadian tersebut misalnya karena kelelahan.

Pengemudi truk punya waktu kerja yang berbeda dibanding pekerja kantoran. Waktu kerja mereka kadang tidak menentu, bahkan bisa 24 jam dan tanpa libur dalam seminggu.

Tapi perlu diperhatikan, walau tidak menentu, pengemudi harus bisa menentukan waktu untuk beritirahat selama bekerja. Hal ini demi kelancaran dan keselamatan si pengemudi.

Baca juga: Video Truk Berhenti karena Pengemudi Tidur, Bikin Macet Jalan Raya

Sebuah kendaraan truk barang menabrak sebuah truk lainnya di Jalan Daan Mogot, dekat lampu merah Casa Gardin, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (22/2/2022) dini hari.  Unit Laka Sat. Lantas Restro Jak Bar Sebuah kendaraan truk barang menabrak sebuah truk lainnya di Jalan Daan Mogot, dekat lampu merah Casa Gardin, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (22/2/2022) dini hari.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, siklus hidup pengemudi truk itu berbeda dari orang normal.

"Cara mereka tidur adalah dengan cara mencicil tidak sekaligus dalam jangka waktu lama, tapi dicicil mungkin tiap beberapa jam tidur barang 1-2 jam dulu, lalu lanjut perjalanan lagi," kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (9/5/2022).

Selain itu, pengemudi truk sebenarnya bisa mengatur sendiri manajemen perjalanannya. Dengan begitu, bisa ditentukan kapan dan di mana waktunya untuk beristirahat selama perjalanan.

Baca juga: Ganti Ban Mobil Harus Sepasang atau Bisa Satuan?

"Travel Management kan diatur sendiri oleh si sopir perusahaan tahunya cuma kasih muatan saja. Kalau dia bawanya lambat berarti ritasenya mati dan hasilnya sedikit, begitu juga sebaliknya," kata Bambang.

Mengenai ritase ini memang tidak dipungkiri berpengaruh pada pendapatan si pengemudi. Namun jangan sampai melupakan istirahat, karena kalau sudah lelah, bisa saja menyebabkan kecelakaan di jalan.

"Banyak orang beranggapan, bahwa rasa kantuk bisa dilawan dengan berkegiatan, tapi sebenarnya rasa kantuk ya obatnya hanya tidur lelap sejenak. Kalau melawan rasa kantuk dengan menyetir kan berbahaya sekali," ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com