JAKARTA, KOMPAS.com - Perbedaan mobil listrik dengan mobil konvensional, bukan hanya dari tenaga penggeraknya saja. Bagian kaki-kaki, yakni ban, juga berbeda.
Sejatinya, mobil listrik menggunakan ban yang dibuat secara khusus yang memiliki kemampuan berbeda dari mobil biasa.
Baca juga: Kesiapan Michelin Jelang Tes Pra-musim MotoGP di Sirkuit Mandalika
Steven Vette, Presiden Direktur Michelin Indonesia, mengatakan, ban untuk mobil listrik dirancang supaya bisa membawa beban kendaraan dengan bobot yang lebih berat, bisa mengatasi torsi tinggi, serta lebih ‘sunyi’.
"Ban khusus EV juga dibuat agar memiliki rolling resistance atau hambatan gulir yang rendah supaya memperpanjang jarak tempuh mobil listrik jika dibandingkan dengan menggunakan ban biasa," ujar Steven, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Steven menambahkan, hambatan gulir yang rendah akan berdampak pada penggunaan energi. Sehingga, baterai mobil juga akan lebih tahan lama.
Baca juga: Michelin Rilis Ban Khusus buat Mobil Sport Listrik
Jika mobil listrik menggunakan ban mobil biasa, maka dampaknya ada pada jarak tempuh.
"Jika menggunakan ban biasa, maka jarak tempuh dalam kondisi sekali charging penuh akan lebih pendek jika dibandingkan dengan mobil yang menggunakan ban khusus EV," kata Steven.
Steven mengatakan, ban akan menjadi cepat aus dan harus sering diganti. Akhirnya, pengeluaran untuk penggantian ban akan bertambah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.