JAKARTA, KOMPAS.com - Gelaran MotoGP Valencia yang berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (14/11/2021), resmi menjadi penanda pensiun bagi legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi.
Dengan berakhirnya balapan tersebut, The Doctor julukan Valentino Rossi, resmi mengakhiri 25 tahun karirnya di ajang balap motor sejak ia melakoni debut di kelas 125 cc pada tahun 1996.
Sejak meniti karir, Rossi berhasil mememangkan kejuaraan dunia di kelas 125 cc pada tahun 1997, dan 250 cc pada tahun 1999. Ia juga tercatat sebagai pebalap yang mampu meraih juara dunia dari dua merek berbeda, yakni Honda dan Yamaha.
Baca juga: Valentino Rossi yang Mengubah Yamaha dan MotoGP
Pebalap asal Italia itu baru mengawali karir di kelas premier bersama tim satelit Nastro Azzurro Honda tahun 2000, pada saat itu ia menunggangi Honda NSR500.
Rossi dua musim di tim ini, yakni pada tahun 2000 dan 2001. Tahun pertamanya ia langsung menjadi runner up dan meraih Rookie of the Year. Di tahun kedua ia merebut juara dunia GP500 pertamanya.
The greatest #MotoGP story ever told ????@ValeYellow46, a legend and an icon ????#GrazieVale pic.twitter.com/4Q6YjeeAeM
— MotoGP™???? (@MotoGP) November 14, 2021
Tim inilah awal warna kuning khas #46 berkibar di kelas tertinggi dan jadi ciri khas Valentino Rossi hingga kini. Ribuan fans berkumpul memakai warna kuning menyala untuk mendukung pebalap idolanya.
Suskes di satelit, Rossi pindah ke tim pabrikan pada tahun 2002-2003 Tak butuh waktu lama untuk beradaptasi, ia langsung melesat tak tertandingi.
Padahal motornya terbilang baru saat itu, GP500 yang bermesin 2-tak diganti menjadi MotoGP bermesin 4-tak. Karakternya berbeda, tenaganya berbeda dan cara mengendalikannya berbeda.
Bersama Repsol Honda, Rossi dua kali merebut gelar juara dunia kedua dan ketiga pada 2002 dan 2003 memakai Honda RC211V.
Di tahun berikutnya (2004), Rossi berpaling ke Yamaha hingga 2010. Rumors menyebutkan Rossi pindah karena tidak betah dengan gaya Honda yang terlalu mengekang.
Tahun pertama di Yamaha Rossi langsung juara dunia. Mengenapkan gelar juara dunia keempat. Pada 2005 ia kembali merebut juara dunia kelima, motornya pada saat itu Gauloises Yamaha.
Namun, pada 2006 saat membalap dengan livery Camel Yamaha, Rossi hanya finis sebagar runner-up. Menyusul pada 2007 saat sudah di Fiat Yamaha, perfomanya sedikit menurun dan berada di posisi ketiga.
Setelah musim 2007, Rossi kembali tampil kompetitif. Selama dua musim yakni 2008 dan 2009 pebalap berusia 42 tahun itu berhasil kembali merebut juara dunia bersama Fiat Yamaha, membuatnya mengoleksi juara dunia tujuh kali.
Pada musim 2011, Rossi pindah ke Ducati. Sayangnya, Rossi sulit beradaptasi dengan pabrikan asal Italia itu. Pada tahun 2011 ia hanya berada di posisi tujuh klasemen, sedangkan 2012 hanya naik satu peringkat di posisi keenam.
Usai dari Ducati, Rossi kembali ke Yamaha pada 2013 berbaju Movistar Yamaha sampai 2018. Pada 2019, ia menggunakan motor baru Monster Energy Yamaha yang livery-nya disebut mirip Inter Milan.
Sayangnya, Rossi belum pernah lagi mencicipi gelar juara dunia untuk menggenapinya menjadi 10 gelar. Satu-satunya kesempatan ialah saat 2015, di mana akhirnya ia bertarung dengan Jorge Lorenzo.
Di musim ini, Rossi resmi bergabung dengan Petronas Yamaha SRT. Kontraknya hanya satu musim dan ditenggarai sebagai kontak terakhirnya sebelum pensiun dan fokus menjadi manager tim.
Baca juga: Valentino Rossi yang Mengubah Yamaha dan MotoGP
Di Petronas Yamaha, Rossi menjadi rekan setim dari anak didiknya yakni Franco Morbidelli. Meski statusnya berada di tim satelit tapi Rossi tetap mendapat dukungan penuh dari Yamaha.
Sayangnya hingga musim 2021 berakhir, Rossi tak mampu tampil kompetitif, bahkan kesulitan untuk menembus 10 besar.
Grazie Vale, Terima kasih Rossi!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.