JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi pebalap top di kelas premier merupakan mimpi banyak pebalap muda. Sebagai jenjang ke MotoGP para pebalap harus bisa masuk ke kejuaraan junior.
Adapun untuk masuk ke Moto3 bukan hal mudah. Selain harus berbakat tak sedikit juga para orang tua yang membayar banyak uang untuk melihat anak-anak mereka berlaga di Moto3.
Hal seperti ini pernah disebutkan oleh Juara Dunia MotoGP 2020, Joan Mir, yang mengatakan bahwa dia harus kerja ekstra keras di kala remaja karena orang tuanya tidak punya uang.
Baca juga: Tidak Punya SIM, Pengendara Bisa Didenda Maksimal Rp 1 Juta
Direktur KTM Motorsport Pit Beirer, tanpa menyebut nama mengatakan pra orang tua harus membayar uang tidak sedikit untuk melihat anaknya masuk ke kejuaraan dunia.
“Kadang-kadang mereka meminta banyak uang kepada orang tua dari pebalap berbakat jika mereka ingin membawa anak-anak mereka ke tim kejuaraan dunia," katanya mengutip Tuttomotoriweb.it, Senin (1/11/2021).
"Anda harus membayar 300.000 euro jika ingin membelikan anak Anda kursi di tim Moto3. Saya melihat daftar harga baru di Misano," katanya.
Beirer mengatakan angka tersebut bukan untuk pebalap yang baru mau masuk ke sebuah tim, tapi justru pebalap yang sedang mencari tim buat 2022.
"Ini terjadi pada seorang pebalap yang sudah berpartisipasi dalam kejuaraan dunia dan sedang mencari tempat untuk 2022," katanya.
Baca juga: Jadwal MotoGP Algarve 2021, Marquez Mulai Kompetitif Lagi
"Kontribusi 300.000 euro diminta (setara Rp 4,9 miliar). Ini menciptakan banyak tekanan pada pebalap. Kita berbicara tentang keluarga yang hancur hanya karena satu musim balap,” katanya.
Tak jarang untuk mendorong karir anak-anak mereka orang tua sampai menggadaikan rumah, yang pada akhirnya kemudian "menekan" anaknya untuk tampil sebaik mungkin saat balapan.
“Juga di Rookies Cup usia masuk akan ditingkatkan satu tahun. Bakat harus mengemudi di trek GP dan belajar sesuatu di sana," katanya.
"Tapi mereka seharusnya tidak terdesak karena harus membeli tiket GP pada usia 14 tahun. Mereka seharusnya mendapatkan pendidikan dasar yang solid,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.