JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak bisa disangkal, mengemudikan kendaraan menjadi salah satu kegiatan yang melelahkan, apalagi jika perjalanan yang ditempuh terbilang jauh hingga lintas provinsi. Pengemudi menguras tenaga agar dapat fokus berkonstrasi berjam-jam.
Sebenarnya, pengemudi wajib beristirahat tiap saat mengemudi jauh tiap interval beberapa jam sekali. Jika memaksakan diri tetap menyetir, konsentrasi akan jauh berkurang dan berisiko menimbulkan kecelakaan.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan bahwa ada beberapa gejala yang harus dikenali terkait kelelahan saat sedang mengemudi.
Baca juga: Jegal Avanza-Xenia dan Xpander Facelift, Suzuki Bakal Hadirkan Ertiga Varian Baru
“Pertama pegal-pegal yang terjadi pada tubuh pengemudi. Mulai bagian tangan, pinggang, leher dan juga bahu. Jika sudah merasakannya, sudah waktunya untuk beristirahat,” ucap Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Selanjutnya gejala kedua adalah mata mulai terasa perih. Hal ini bisa terjadi akibat mata dipaksa terus fokus melihat. Selain itu, mata perih juga disebabkan karena terlalu banyak menerima rangsangan cahaya dari luar kabin.
“Ketiga, persepsi jarak terganggu akibat otak mulai tidak dapat merespons dengan benar. Keempat, kepala terasa berat akibat kantuk yang dialami,” kata Sony melanjutkan.
Baca juga: 90.000 Orang Bikin SIM via Aplikasi Sinar
Ia menegaskan bahwa gejala paling terakhir adalah yang paling berbahaya, yakni mengalami tidur sesaat alias microsleep. Jika sudah sampai tahap mengalami microsleep, besar kemungkinan pengemudi akan mengalami kecelakaan.
Meski microsleep hanya berlangsung beberapa detik saja, hal tersebut sudah cukup memperbesar potensi kecelakaan. Sebab pada rentang waktu yang singkat tersebut, pengemudi sudah sepenuhnya hilang konsentrasi dan kesadaran.
“Proses sampai mengalami microsleep ini panjang, tapi banyak pengemudi yang mengabaikan dengan alasan tanggung, gengsi dan dikejar waktu,” ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.