Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Faktor Geometrik Jalan Kerap Jadi Penyebab Kecelakaan

Kompas.com - 13/10/2021, 11:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas sangat beragam. Salah satu yang jarang dibahas, seperti yang diungkapkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), adalah faktor geometrik jalan.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, bukan hanya kurang disiplin berkendara, tapi faktor geometrik jalan juga perlu diperhatikan terkait kecelakaan. Menurutnya, jalan-jalan di Indonesia tidak disiapkan sesuai dengan regulasi yang ada.

Baca juga: KNKT Beberkan Fakta Terkait Kecelakaan Maut Truk di Breksi, Yogyakarta

"Jalan, khususnya di tempat terpencil, biasanya dulunya jalan setapak. Terus jalan kuda kemudian diperlebar untuk lalu lintas yang tidak terlalu padat. Begitu sekarang ramai, ini menyangkut geometrik jalan," ujar Soerjanto, dalam Media Rilis KNKT tentang Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Akibat Faktor Geometrik Jalan, di Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Kecelakaan maut di Jalan Wates-Purworejo tepatnya di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 03.20 WIB antara Bus Sugeng Rahayu Jurusan Surabaya-Bandung dengan truk kontainer. Dua tewas dan empat luka ringan maupun serius dalam kecelakaan ini.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Kecelakaan maut di Jalan Wates-Purworejo tepatnya di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 03.20 WIB antara Bus Sugeng Rahayu Jurusan Surabaya-Bandung dengan truk kontainer. Dua tewas dan empat luka ringan maupun serius dalam kecelakaan ini.

Namun, Soerjanto melanjutkan, pemenuhan geometrik jalan sesuai dengan regulasi memang cukup berat. Sebab, ada banyak jumlah jalan yang harus ditangani, sehingga biayanya tak sedikit.

"Untuk syarat geometrik biasanya dipenuhi jalan tol. Kita harus bijak geometrik yang ada sesuai aturan mungkin tidak mungkin semua kelas jalan bisa dipenuhi," kata Soerjanto.

Baca juga: Cegah Kecelakan di Fly Over Kretek, Ini Rekomendasi dari KNKT

Soerjanto menambahkan, KNKT sudah melakukan beberapa upaya guna menekan kecelakaan akibat faktor geometrik jalan, seperti merekomendasikan perbaikan kondisi jalur penyelamat. Sebab, masih ada jalur penyelamat yang sulit dimasuki, khususnya oleh mobil besar.

Salah satu kecelakaan di flyover Kretek akibat truk mengalami rem blongDOK. KNKT Salah satu kecelakaan di flyover Kretek akibat truk mengalami rem blong

Soerjanto mengatakan, kecelakaan lalu lintas jalan saat ini menjadi penyebab kematian, cedera, hingga disabilitas dominan di seluruh dunia. Sekitar 1,3 juta orang meninggal dunia dan sekitar 20-50 juta orang terluka akibat kecelakaan jalan setiap tahunnya.

Investigator Senior KNKT Achmad Wildan, mengatakan, sebagian besar jalan di Indonesia bukanlah jalan yang sengaja dibangun, melainkan jalan peninggalan zaman Belanda. Jalan tikus, jalan setapak, hingga jalan lingkungan yang kemudian dilebarkan dan diperkeras sehingga tampak menjadi bagus.

Situasi truk yang mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Breksi tepatnya di depan Gapura Gunung Sari, Dusun Gunung Sari, Sambirejo, Prambanan, Sleman. akibat kecelakaan ini Lima orang meninggal dunia.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Situasi truk yang mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Breksi tepatnya di depan Gapura Gunung Sari, Dusun Gunung Sari, Sambirejo, Prambanan, Sleman. akibat kecelakaan ini Lima orang meninggal dunia.

"Jalan tersebut terjadi tanpa melalui kaidah keselamatan infrastruktur jalan yang baik, yang terdiri dari audit keselamatan jalan, inspeksi keselamatan jalan, analisa dampak keselamatan jalan, manajemen daerah rawan kecelakaan, serta laik fungsi jalan. Sehingga, sangat mungkin jalan tersebut menyimpan banyak hazard (bahaya) yang bisa kapan saja menyebabkan orang celaka," ujar Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com