Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Elektrifikasi, PLN Berencana Bangun SPKLU di Jayapura

Kompas.com - 06/10/2021, 14:59 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam upaya mendorong percepatan era kendaraan bermotor listrik nasional, PT PLN (Persero) berencana membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jayapura pada akhir 2021.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) Abdul Farid mengatakan, penciptaan satu unit fasilitas tersebut merupakan keseriusan pemerintah dalam menyongsong era elektrifikasi.

Kemudian tahun depan, PLN juga akan berkerja sama dengan pemerintah (Pemda) sejalan dengan komitmen Pemda setempat untuk mulai menggunakan kendaraan listrik sebagai alat transportasi dinas.

Baca juga: Alasan Kenapa Mesin Diesel Lebih Sering Jadi Andalan Truk

SPKLU PLNPLN SPKLU PLN

"Di mana hal ini sejalan dengan komitmen Pemda mulai menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas," katanya, Rabu (6/10/2021).

Selain itu, PLN juga berencana melakukan kerja sama dengan beberapa pusat perbelanjaan di kota besar Papua dan Papua Barat. Sehingga, penciptaan atas ekosistem elektrifikasi bisa lebih optimal.

"Di antaranya yaitu Mall Jayapura, Manokwari City Mall, Merauke Town Square, serta Diana Mall Timika, dengan skema PLN akan memasok listrik untuk SPKLU yang akan dibangun oleh pihak pusat perbelanjaan," ujar Farid.

Sebelumnya, PLN membuka peluang kerja sama bagi para pelaku usaha untuk ikut membangun 101 SPKLU sepanjang 2021. Perseroan menyiapkan skema bisnis dan insentif menarik bagi investor yang ingin bergabung.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan peluang bisnis SPKLU ini memiliki prospek cukup menggiurkan mengingat tren penjualan mobil listrik terus meningkat.

Baca juga: Carbon Tax Segera Berlaku, Apa yang Akan Terjadi pada Pasar Otomotif?

Ilustrasi SPKLU Pertamina di sebuah SPBU di Lenteng Agung.Dok. Pertamina Ilustrasi SPKLU Pertamina di sebuah SPBU di Lenteng Agung.

Pada 2020 penjualan mobil listrik naik 46 persen, berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.

Ditambah hasil riset juga menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik berada di atas rata-rata keinginan warga negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar enam juta kilo liter pada tahun tersebut.

“Tren kendaraan listrik membuka ruang dan peluang investasi baru di sektor pendukung transportasi. PLN yang mendukung gaya hidup kekinian yang ramah lingkungan dengan penggunaan peralatan elektrik, mengajak para pelaku usaha memanfaatkan peluang ini,” katanya.

Baca juga: Mau Jadi Pengusaha SPKLU di Indonesia, Simak Hitungan Bisnis Ini

Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai IoniqKOMPAS.com/Ruly Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai Ioniq

Untuk kerja sama ini, Bob mengatakan PLN akan menyediakan Surat Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) milik PLN bagi badan usaha yang ingin bekerja sama, menyiapkan suplai listrik, serta dukungan aplikasi Charge.IN dalam pengelolaan SPKLU.

Sementara mitra menyediakan fasilitas isi daya kendaraan listrik, lahan maupun properti, serta bertanggung jawab atas biaya operasional dan pemeliharaan SPKLU.

PLN kini juga telah mengembangkan beberapa model bisnis untuk mendukung rencana kerja sama ini agar lebih atraktif serta efektif mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Skema usaha SPKLU untuk pemegang IUPTL penjualan tersebut berupa ROSO (retail, own, self operated), ROPO (retail, own, privately operated), RPOO (retail, privately owned and operated), RLSO (retail, lease, self operated), serta RLPO (retail, lease, privately operated).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau