Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningkatkan Performa Mesin dengan Metode Paten

Kompas.com - 05/10/2021, 11:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Omongan Jasin ini terasa seperti bualan. Tapi, ketika tengah berkunjung di antara puluhan mobil konsumen yang ada pada bengkel, terlihat satu unit mobil sport bermerek Jerman lansiran terbaru 2021, lagi melakukan metode ini.

"Ini salah satu pelanggan setia kita, hampir semua mobilnya minta di TUSS. Khusus ini baru keluar dari dealer, langsung di bawa ke sini," kata Jasin.

Baca juga: Ini Jalur Alternatif Saat Ganjil Genap Margonda Depok Diterapkan

Menurut Jasin, TUSS perlu dilakukan karena pabrikan tidak membuat mobil produksi massal dengan tingkat kepresisian yang tinggi.

“Pabrikan tidak bisa mengalokasikan lebih banyak dana dan waktu untuk mobil umum yang diproduksi massal. Beda dengan AMG atau GTR (Nissan) yang sengaja menciptakan mesin mobil berperforma tinggi dirakit pakai tangan manusia. Kami masuk di celah itu, memperbaiki tingkat kepresisian,” ucap Jasin.

Musuh

Metode TUSS yang jadi andalan bengkel ini juga bukan tanpa hujatan dari berbagai pihak. agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan bengkel resmi tentu saja jadi salah satu sisi yang tidak merekomendasikan layanan apapun di luar payung bisnis mereka. 

Namun, konsumen tentu saja punya kebebasan untuk memilih layanan perawatan bagi kendaraan pribadi. 

"Kami banyak musuhnya, karena memang kami selalu menjaga rahasia TUSS yang bisa bertahan puluhan tahun, sampai saat ini," kata Jasin.

Mobil yang sudah melakukan TUSS, memang tidak akan terlihat bedanya secara fisik. Namun, diklaim akan terasa perbedaan performa mesin dibandingkan standar saat dikendarai.

Baca juga: Diskon Rush Rp 8 Juta, Xpander Cross Tembus Rp 10 Juta

Proses pengerjaan TUSS di bengkel Provis Autolab.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Proses pengerjaan TUSS di bengkel Provis Autolab.

“Tampilan mesin TUSS masih standar, setelan mesin standar, ECU juga standar, tidak terdeteksi. Setelah di-TUSS mau kembali ke bengkel resmi juga bisa,” kata Jasin.

Meski begitu, Jasin mengatakan, TUSS bukan untuk membuat mobil menjadi lebih kencang. Tapi, sekadar meningkatkan efisiensi pembakaran, yang dampaknya bisa beragam tergantung kondisi mobil masing-masing.

“Pembakaran yang baik adalah tujuan dari semua pabrikan mobil pada saat merancang mesin baru. Apabila pembakaran baik maka banyak efek-efek positif yang akan dihasilkan,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau