Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sembarang Yamaha RX-King, King Ini Berjantung Listrik

Kompas.com - 23/09/2021, 13:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tanpa asap tanpa suara, elektrifikasi adalah keniscayaan. Yamaha RX-King yang terkenal berisik dan "ngebul" kini berubah senyap dan ramah lingkungan.

Motor yang dikenal sebagai motor jambret era 90'an itu dimodifikasi atau istilahnya dikonversi menjadi motor listrik. Membuat knalpot standarnya kini tak terpakai lagi.

Ario Zainuddin, penggemar motor listrik bercerita mengenai sejarah awal memakai RX-King elektrik. Motor ini awalnya milik Michiel Beers, warga negara Belanda yang kerja di Indonesia.

Baca juga: Aleix Espargaro Jadi yang Tercepat pada Tes Hari Terakhir Misano

Yamaha RX-King listrikFoto: KOMPAS.com/Adityo Yamaha RX-King listrik

"Ceritanya menarik, Michiel kita panggilnya Michi, desainer suka banget RX-King, kata dia desainnya indah banget tapi kelemahannya berisik dan berasap," kata Ario kepada Kompas.com, belum lama ini.

"Akhirnya gimana caranya, oleh Michi motor dielektrifikasi biar lebih senyap dan tak ada asap laigi yaitu dikonversi menjadi listrik," katanya.

Ario yang bekerja sebagai jurnalis otomotif dengan fokus pada ranah kendaraan listrik, mengatakan, proses konversi dilakukan rumah modifikasi Ef Zet Ebike Shop.

"Nah dia akhirnya melakukan konversi sama rumah modifikasi Ef Zet dari mesin bensin ke mesin listrik," katanya.

Yamaha RX-King listrikFoto: KOMPAS.com/Adityo Yamaha RX-King listrik

Baca juga: Membandingkan Mesin dan Dimensi Honda BR-V Terbaru dengan Model Lama

Ario mengatakan, setelah dikonversi menjadi listrik, motor kemudian lumayan sering digunakan. Sampai akhirnya Michi kembali ke Belanda setelah pembatasan Covid-19 mulai longgar.

"Waktu habis Covid-19 ini melonggar dia akhirnya pulang ke Belanda, kemudian motor ini dititipkan ke kita di Setrum.com. Dititipkan tanda kutip ya," kata Ario.

Yamaha RX-King listrikFoto: KOMPAS.com/Adityo Yamaha RX-King listrik

Desain

Bicara desain hal menarik dari RX-King yang berubah nama jadi RX-Ohm karena berjantung elektrik ini ialah eksteriornya. Oleh sang empunya dibuat nyaris menyerupai kondisi standar.

"Kalau di jalan ada saja ceritanya, seperti saat macet orang bingung kok sepi banget tidak ada suaranya. Ditanya sama anak RX-King di jalan yang penasaran," kata Ario.

Bentuk motor motor asli dapat dikatakan masih 80 persen. Perbedaannya hanya bentuk panel meter yang sudah digital, kemudian tanpa knalpot dan rantai.

Baca juga: Royal Enfield Meteor 350 Dibuat Jadi Scrambler Futuristik

Yamaha RX-King listrikFoto: KOMPAS.com/Adityo Yamaha RX-King listrik

Hub belakang menjadi tempat motor listrik bersemayam. Bagian mesin jadi tempat baterai, sedangkan kepala silinder merupakan tempat kontroler.

"Bentuk baterai dan kontrolernya dibuat mirip mesin aslinya. Jadi memang dibuat seperti bentuk standarnya," kata Ario.

Komponen yang dipakai juga bukan "kaleng-kaleng." Sengaja dibuat seperti itu supaya citra RX-King tidak hilang. Tenaga tetap ada cuma kini beralih jadi elektrik.

"Bagus buat performa tapi bukan buat jarak. Kalau orang mementingkan jarak yang ini tidak," ungkapnya.

 

Yamaha RX-King listrikFoto: KOMPAS.com/Adityo Yamaha RX-King listrik

Spesifikasi

Baterai disokong catu daya berkapasitas 71.4V 30Ah didukung motor listrik atau dinamo dari QS dengan daya 3000W 60V. Sedangkan kontroler dari Kelly KLS-S 7230.

Motor juga dibekali fitur regenerative braking. Lewat fitur ini motor dapat tambahan untuk mengisi daya baterai 15 persen. Pengoperasiannya lewat bekas tuas kopling.

"Top speed 85 kpj tapi kalau saya 80 kpj. Lumayan kencang. Gak bagus buat jarak tapi feeling RX-King dapat," kata Ario.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau