Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrakan Beruntun dan Potensi Bahaya Jalur Kanan pada Jalan Tol

Kompas.com - 08/09/2021, 07:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar di media sosial video yang memperlihatkan beberapa mobil nyaris alami tabrakan beruntun di tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di km 7 arah Jakarta.

Video tersebut diunggah oleh akun @dashcamindonesia. Dalam rekaman itu, terlihat sebuah mobil yang melakukan pengereman secara mendadak di lajur kanan jalan tol.

Pengemudi yang berada tepat di belakang mobil putih tersebut langsung sigap menghindar dengan banting setir ke lajur tengah. Beruntungnya mobil tersebut memiliki ruang yang aman ketika menghindar.

Perlu dipahami, ketika berkendara di jalan tol memang membutuhkan konsentrasi ekstra. Pasalnya, para pengemudi berkendara dengan kecepatan tinggi, terutama bagi mereka yang berada di lajur kanan. Dalam kecepatan tersebut, seseorang memiliki peluang besar mengalami kecelakaan jika teralihkan perhatiannya.

Baca juga: Mulai 2028, Semua Kendaraan Niaga Hyundai Punya Varian Hidrogen

Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, banyak sekali masyarakat yang sudah tahu bahwa lajur kanan merupakan lajur yang paling berbahaya, namun mereka tidak peduli.

“Kenapa berbahaya? Lajur kanan itu merupakan yang paling cepat laju kendaraannya. Biasanya saling mendahului pada lajur kanan, sehingga jarang yang menjaga jarak,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Sony melanjutkan, untuk menghindari tabrakan beruntun, pengemudi bisa melakukan emergency braking dengan cara mengerem sambil membanting setir ke kanan atau kiri, namun dengan catatan tersedia ruang yang aman buat mobil.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

“Ini langkah terakhir ketika ruang yang tersedia di depannya sudah benar-benar terbatas atau mepet. Tapi perlu diingat hal ini temporary, kemungkinan berhasilnya kecil karena harus didukung oleh skill pengemudi” kata dia.

Selain itu, menurut Sony, mobil juga harus memiliki fungsi rem yang baik, sehingga selalu sigap saat dibutuhkan. Tidak ada gejala rem kurang pakem. Hal ini juga harus didukung dengan kondisi fisik pengemudi yang prima, sehingga reaksinya tepat waktu.

“Jadi lebih baik kalau pengemudi melakukan antisipasi dengan jaga kecepatan dan jarak aman. Sehingga tidak perlu melakukan emergency braking,” ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com