JAKARTA, KOMPAS.com – Mengacu pada aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 20 Tahun 2021, insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100 persen berakhir pada Agustus lalu.
Insentif masih akan diberikan pada periode September-Desember 2021, namun jumlahnya berkurang menjadi hanya 25 persen dari tarif.
Berakhirnya diskon PPnBM jelas bakal memukul penjualan otomotif yang sempat bangkit sejak berlakunya relaksasi PPnBM 0 persen pada Maret-Agustus 2021.
Baca juga: Sirkuit Mandalika Disebut Sudah Bisa Gelar MotoGP dan WorldSBK
Sejumlah pihak mendorong pemerintah agar kembali memperpanjang insentif PPnBM agar dampak pandemi kepada industri otomotif bisa diperkecil.
“Perpanjangan PPnBM dipastikan sudah menjadi sebuah dilema yang bergulir semakin membesar dan meluas ke berbagai sektor di luar ekonomi semata,” ujar Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, kepada Kompas.com (3/9/2021).
Menurutnya, perpanjangan PPnBM semakin lama akan menggerus potensi penerimaan negara dari pajak penjualan kendaraan. Padahal, sektor-sektor ekonomi lainnya belum juga pulih.
Baca juga: Ini Syarat Baru Usia Bikin SIM di Indonesia
Sementara, cadangan kas pemerintah semakin tergerus akibat terus-menerus menggelontorkan uang dengan jumlah total hingga ratusan triliun untuk penanganan pandemi Covid-19.
“Pastinya Menkeu sekarang semakin pusing akibat ledakan pandemi covid varian delta kemarin yang mendisrupsi seluruh rencana yang sudah tersusun rapi,” ucap Martinus.
Martinus juga mengatakan, kembali naiknya harga mobil baru jelas akan menyurutkan niat konsumen yang ingin membeli.
Baca juga: Banyak yang Belum Tahu Fungsi Tutup Pentil pada Ban
“Masyarakat sudah semakin terbiasa dengan harga ‘new normal’, kendaraan yang sudah terlanjur jadi lebih murah tersebut. Artinya, jika September ini diskon PPnBM dihapus, dijamin akan terjadi penurunan luar biasa dalam penjualan kendaraan,” kata Martinus.
“Perlambatan produksi ditambah dengan adanya kelangkaan cip semikonduktor untuk kendaraan bakal membuat industri otomotif semakin masuk ke dalam situasi yang tidak menentu,” tuturnya.
Sementara itu, Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah terkait perpanjangan insentif PPnBM 100 persen.
Baca juga: Setelah Xpander, Giliran Fortuner Mundur di Tanjakan Sitinjau Lauik
“Gaikindo masih optimis bahwa proyeksi penjualan 750.000 unit sampai dengan akhir tahun dapat tercapai,” ucap Jongkie, kepada Kompas.com (3/9/2021).
“Kita tergantung kepada keputusan pemerintah. Ya kita tunggu saja, dan pasti ada jalan keluarnya serta aturan mainnya,” kata dia.
Sebagai informasi, data Gaikindo menyebutkan penjualan mobil naik 60,8 persen secara tahunan sepanjang Januari–Juli 2021.
Selama periode tersebut, penjualan dari pabrik ke diler atau wholesales mencapai 460.105 unit. Volume ini bahkan mendekati penjualan setahun penuh pada 2020, yakni 532.027 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.