Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Risiko dan Bahaya Modifikasi Tali Pengikat Helm

Kompas.com - 27/08/2021, 11:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Helm sepeda motor dilengkapi dengan tali pengikat agar tidak mudah terlepas dari kepala saat kecelakaan. Tali pengikat tersebut ada bermacam-macam jenisnya.

Jenis pengikat yang paling aman adalah model Double D Ring. Jenis pengikat ini yang digunakan atau menjadi standar pada helm pebalap yang digunakan di MotoGP.

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Ini Waktu Ideal Membersihkan Helm

Sedangkan helm yang banyak dipasarkan dan digunakan para pengendara motor rata-rata menggunakan model quick release. Sebab, dinilai lebih praktis dalam penggunaan sehari-hari dan relatif masih aman, mengingat fungsinya pada kendaraan operasional.

Pengikat tali helmmillenial diyer Pengikat tali helm

Namun, ada juga pemilik helm yang melakukan modifikasi dengan mengganti model quick release tersebut dengan Double D Ring. Alasannya, agar lebih aman atau mengikuti helm pebalap.

Sayangnya, tak banyak yang memahami bahwa memodifikasi helm sangat tidak disarankan. Khususnya, dalam mengganti tali helm. Banyak pemilik helm tidak memahami proses uji dan desain helm tersebut.

Baca juga: Lama Tidak Digunakan, Waspada Jamur di Busa Helm

“Mungkin karena bosan, mereka mengganti tali model sesuai dengan keinginan mereka, dari yang bertipe quick release ke double d ring,” ujar Agus Hermawan, pemilik toko helm Juragan Helm, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi sistem pengait helm balap atau helm premiumIstimewa Ilustrasi sistem pengait helm balap atau helm premium

Menurut Agus, modifikasi pada helm dilarang. Sebab, penggunanya tidak tahu bagaimana kualitas pengerjaan dan bahan yang digunakan pada tali pengikat tersebut.

“Bahan dari pabrikan memiliki kualitas yang telah lulus uji. Misal putus, itu bisa terjadi pada talinya atau rivetnya. Itu sudah diperhitungkan,” kata Agus.

Ragam helm premium di Jakarta Fair 2017Otomania Ragam helm premium di Jakarta Fair 2017

Selain itu, jika pemilik helm memaksa untuk memodifikasi dan terjadi kecelakaan, produsen helm tidak bisa dimintai pertanggung jawaban. Sebab, pengerjaan penggantian tali helm bukan atas rekomendasi pabrik.

“Para pemilik helm ini merasa santai saja mengganti tali helm, kesannya mudah diganti. Padahal jauh dari itu, fungsinya sangat krusial untuk keamanan,” ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau