Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pabrikan Otomotif Besar Enggan Beralih Cepat ke Mobil Listrik?

Kompas.com - 10/08/2021, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perubahan besar saat ini tengah terjadi pada industri otomotif dunia. Tren zero emission vehicle memaksa sejumlah pabrikan membuat mobil listrik.

Meski begitu, hal ini tidak serta merta membuat pabrikan besar beralih cepat. Tampaknya masih ada keengganan merek-merek tradisional untuk beralih sepenuhnya.

Di lain sisi, beberapa perusahaan start-up kendaraan listrik muncul bak jamur menawarkan inovasi, walaupun dengan modal dan sumber daya terbatas.

Baca juga: Resmi, Toyota Luncurkan Avanza Veloz GR Sport dan 4 Model Lainnya

Stok mobil listrik global mencapai 10 juta unit pada tahun 2020, 41 persen lebih tinggi dari tahun 2019REUTERS via DW INDONESIA Stok mobil listrik global mencapai 10 juta unit pada tahun 2020, 41 persen lebih tinggi dari tahun 2019

Agus Tjahjana Wirakusuma, President Commisioner of Indonesia Battery Corporation, mengatakan, start-up kendaraan listrik jelas memberikan ancaman bagi pemain besar di pasar yang baru ini.

“Yang menarik banyak perusahaan start-up kendaraan listrik muncul, menawarkan inovasi dengan modal dan sumber daya terbatas, yang memberikan ancaman pada pemain besar,” ujar Agus, dalam webinar (9/8/2021).

Menurutnya, dengan sumber daya manusia terbatas, start-up unggul di virtual engineering yang memungkinkan pengembangan kendaraan dengan desain virtual.

Baca juga: 84.000 Orang Terancam PHK karena Peralihan Mobil Listrik

Rangka dan baterai pada mobil listrik murni Toyota, Lexus UX 300e.Toyota Rangka dan baterai pada mobil listrik murni Toyota, Lexus UX 300e.

Tesla dan mobil listrik China Nio jadi merek yang berhasil mencuri pasar dari pesaing kuat mereka. Kedua merek bahkan telah berhasil membuka pasar kendaraan listrik secara lebih masif di beberapa negara.

Sementara itu, perusahaan besar membutuhkan waktu untuk bermanuver mengubah haluan ke era kendaraan listrik, dan aset mereka di ICE menjadi beban berat pada perubahan haluan ini.

“Pemain besar mau enggak mau harus membuat zero emission vehicle. Kita tahu akan banyak komponen yang hilang, seperti engine dan lain sebagainya, itu juga yang membuat perusahaan besar sulit bermanuver,” kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau