JAKARTA, KOMPAS.com - Foto pengendara motor mengacungkan jari tengah ke para pesepeda viral di media sosial. Beberapa foto tersebut bahkan diunggah kembali oleh akun lain.
Salah satunya ialah akun Instagram, Agoez Bandz4. Dalam foto itu diduga pengendara motor tersebut kesal karena sebagian badan jalan tertutup oleh sejumlah pesepeda.
Baca juga: Street Cub yang Mulai meredup
Pantauan Kompas.com di beberapa postingan serupa, tak sedikit yang mendukung pengendara tersebut. Kekesalannya dianggap mewakili kekesalan banyak pengendara lain selama ini.
View this post on Instagram
Lantas dari sisi safety riding, bagaimana cara paling tepat ketika berhadapan dengan pesepeda yang bergerombol atau memakai sisi kanan jalan?
Johanes Lucky, Manager Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM), mengatakan, cara paling bijak ialah dengan menjaga jarak aman.
"Tak sedikit yang bergerombol dan mungkin di antaranya masih baru bersepeda. Harus diwaspadai dan pengendara motor harus memiliki jaga jarak aman," kata Lucky dalam video telekonferensi, beberapa waktu lalu.
Setelah menjaga jarak, pengendara motor mesti memberitahukan posisinya. Caranya berbagai macam, bisa dengan memainkan lampu atau membunyikan klakson yang penting pesepeda tahu posisi motor.
Baca juga: 5 Kondisi yang Kerap Disepelekan Saat Mengemudi
"Pesepeda juga perlu diberitahukan di mana posisi kita. Bisa menggunakan lampu atau klakson, saat sudah memberitahukan posisi kita, kita bisa mendahului pesepeda tersebut," katanya.
Lucky mengatakan, berkendara di malam hari juga kini mesti lebih hati-hati. Sebab banyak pesepeda yang keluar malam tap tidak pakai lampu sehingga tidak terlihat.
"Apalagi ada yang tidak memasang lampu dan membuat mereka tidak terlihat, ini patut diwaspadai dan pengendara motor harus memiliki jaga jarak aman," kata Lucky.
Defensive Riding
Mengendarai sepeda motor banyak dilakukan oleh masyarakat untuk bepergian. Untuk itu, penting sekali mengedepankan cara berkendara yang aman.
Sebab, berkendara menggunakan motor tidak terlepas dari resiko kecelakaan di jalan raya. Saling menghargai sesama pengguna jalan raya umum perlu diutamakan, agar terhindar dari risiko kecelakaan di jalan.
Ludhy Kusuma, Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora (DAM), mengatakan, faktor penyebab kecelakaan yang paling dominan adalah faktor pengendara sendiri, di mana salah satunya adalah seorang pengendara sepeda motor kurang menguasai teknik pengendalian sepeda motor yang baik dan aman.
"Berbicara perihal pengendalian sepeda motor intinya adalah bagaimana kita dapat terhindar dari risiko kecelakaan di jalan raya umum. Berkendara dengan selalu memperhitungkan risiko yang akan terjadi ini adalah sebuah teknik yang dikenal sebagai defensiver riding," kata Ludhy.
Ludhy menambahkan, defensive riding adalah sebuah teknik atau cara di mana pada saat kita akan bergerak mengendalikan sepeda motor dengan terlebih dahulu melihat situasi sekitarnya.
Setelah itu, ambil tindakan sesuai etika atau aturan yang berlaku dan setelah itu operasikan sepeda motor sesuai kebutuhan.
Mengendalikan motor dengan teknik defensive riding ini banyak sekali contohnya, seperti sepeda motor kita akan bergerak pindah dari kiri ke kanan atau sebaliknya di jalur yang sama.
Sebelum bergerak, terlebih dahulu menyalakan lampu sein dan lihat situasi kiri kanan anda apakah ada jarak atau tidak.
Setelah dianalisa situasinya aman dan ada jarak dengan kendaraan lain, maka baru kita bergerak ke arah yang akan kita tuju.
“Tidak disarankan bergerak dulu setelah itu melihat situasi, karena itu namanya memotong kendaraan lain dan akan beresiko bertubrukan,” ujar Ludhy.
Ludhy mengatakan, masyarakat mengenal defensive riding ini adalah sebuah etika berkendara sepeda motor.
Demi keselamatan bersama di jalan raya, alangkah bijaknya dalam berkendara terlebih dahulu untuk menganalisa situasi, mengambil keputusan sesuai etika, dan operasikan sepeda motor sesuai kebutuhan.
Defensive riding perlu dijadikan kebiasaan agar kita terhindar dari risiko kecelakaan. Sebab, lalu lintas jalan raya umum semakin padat dan keselamatan jadi hal yang nomor satu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.