Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Dipaksa Menggunakan BBM yang Tidak Standar Pabrikan

Kompas.com - 12/05/2021, 10:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu yang menjadi penyebab sepeda motor sering bermasalah adalah penggunaan bahan bakar minya (BBM) yang tidak sesuai dengan standar rekomendasi pabrikan.

Jika hal ini dibiarkan, pemilik motor harus siap-siap mengeluarkan biaya servis menjadi lebih mahal.

Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor Cibinong dan Megamendung Asep Suherman mengatakan, biaya perbaikan motor bisa mencapai jutaan rupiah apabila sering menggunakan BBM tidak sesuai rekomendasi pabrikan.

Baca juga: Ingin Beli Mobil Pintu Geser, Begini Cara Perawatannya

“Biasanya karena stang sheer atau crankshaft sudah bermasalah akibat adanya pengikisan komponen mesin karena kerak di ruang bakar. Perbaikannya bisa Rp 1 juta sampai Rp 2 jutaan,” kata Herman beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.

Kerak pada piston Aris Harvenda/Otomania Kerak pada piston

Herman menjelaskan, adanya kerak tersebut dikarenakan motor sering menggunakan BBM berkualitas rendah atau tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan (pembakaran tidak sempurna).

Perlu diketahui, motor baru saat ini disarankan mengisi BBM beroktan 92 atau sekelas Pertamax ke atas.

Baca juga: Benarkah Suku Cadang dan Servis BMW Mahal Serta Sulit Dicari?

“Jadi, kalau dibiarkan, biasanya komponen mesin akan terkikis khususnya pada bagian ruang bakar seperti piston, ring piston dan klep. Biaya untuk membersihkan ini beragam, tergantung komponen yang sudah aus atau bermasalah,” kata dia.

Jika penanganannya masih ringan, kisaran biaya Rp 500.000. Tetapi jika sudah menjalar ke komponen lain seperti crankshaft, biaya perbaikan bisa mencapai Rp 2 jutaan. Namun untuk jangka waktu tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com