Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halau Pemudik Nekat Jelang Lebaran, Penyekatan Dibuat Berlapis-lapis

Kompas.com - 11/05/2021, 11:52 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengantisipasi adanya lonjakan pemudik yang masih nekat pulang kampung mendekati Lebaran, pemerintah akan lebih mengetatkan pengawasan dan penjagaan di pos-pos penyekatan guna menghalau dan memutar balik.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, salah satu cara untuk meminimalisasi pemudik yang lolos dengan melakukan penyekatan berlapis, baik di jalan arteri atau pun jalan tol.

"Secara keseluruhan kondisi lalu lintas menurus drastis sampai saat ini. Prediski memang ada peningkatan, tapi kita akan lakukan penyekatan secara berlapis-lapis, jadi bila di satu pos lepas akan terjaring di pos berikutnya dan seterusnya," ucap Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/5/2021).

Baca juga: 4 Hari Larangan Mudik, Menhub Klaim Arus Lalu Lintas Turun Signifikan

Menurut Budi, terkait sebuah video viral mengenai rombongan pemudik sepeda motor yang menjebol posko penyekatan di Tanjung Pura, Karawang, Jawa Barat beberapa hari lalu, sebenarnya memang sudah menjadi bagian dari standar operasional prosedur di lapangan (SOP).

Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutar balikan ribuan pemudik yang melintasi pos penyekatan perbatasan Bekasi -Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras.ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutar balikan ribuan pemudik yang melintasi pos penyekatan perbatasan Bekasi -Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras.

Penyekatan dibuka petugas lantaran antrean kendaraan sudah padat dan memanjang, selain itu jug untuk mencegah terjadinya kemacetan dan kerumunan yang berpotensi pada penularanan Covid-19.

Namun demikian, Budi mengatakan para pemudik tidak akan lolos atau sampai ke kampung halaman, pasalnya di depan sudah ada penyekatan-penyekatan lain yang dibuat berlapis, mulai dari perbatasan wilayah sampai mendekati daerah-daerah tujuan.

"Peristiwa kemarin itu memang karena sudah padat dan macet, agar tidak berkerumun memang ada SOP di lapangan bila antrean sudah 1-2 kilometer (km) akan dilepas dulu untuk mengurasi dan membuat lancara lalu lintas," ucap Budi.

Baca juga: Kemenperin Harap Penyekatan Mudik Tak Ganggu Logistik

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ditjen Perhubungan Darat (@ditjen_hubdat)

"Tapi mereka yang lolos di penyekatan itu, akan kena penyekatan lagi di pos berikutnya karena memang dibuat berlapis-lapis sampai ke daerah. Akan sulit buat mereka menerobos semua dan bisa lolos," kata Budi.

Kondisi tersebut juga diutarakan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Istiono yang disitat dari NTMC. Untuk mengantisipasi adanya pemudik yang masih bandel seperti insiden di Karawang, pihaknya telah memaksimal titik penyekatan yang lebih berlapis.

Istiono juga menegaskan bila ratusan pemudik tersebut bukan dibiarkan lolos atau menerobos, namun dialihkan ke pos penyekatan lain guna mengurai kepadatan dari penumpukan kendaraan yang diperiksa.

Baca juga: Imbas Larangan Mudik Lebaran 2021, Karoseri Bus Sepi Lagi

Penyekatan Mudik di CikampekJASA MARGA Penyekatan Mudik di Cikampek

"Ini adalah diskresi kepolisia, kalau sudah terjadi penumpukan yang besar, takutnya akan menjadi klaster baru dan antrean tersebut. Karena itu, penyekatan yang berlapis-lapis kita bangun itu gunanya. Untuk mangatur supaya tidak terjadi penumpukan di satu titi," kata Istiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau