"Karena tidak ada mesin dan hanya baterai, biaya perawatannya juga lebih hemat sekitar 30 persen jika dibandingkan mobil niaga ringan dengan mesin konvensional," ujar Franz, di sela-sela peluncuran Gelora E, di Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021, belum lama ini.
Jika dihitung secara rinci, untuk pembelian token listrik seharga Rp 100.000 akan mendapat sekitar 73 kWh. Sementara, mobil listrik sekarang rata-rata memiliki baterai dengan kapasitas 65 kWh atau di bawahnya.
Rata-rata mobil listrik juga memilik daya tempuh hingga 300 km dengan kondisi baterai penuh. Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengatakan, rata-rata mobil mesin bensin saat ini membutuhkan 1 liter bahan bakar minyak (BBM) untuk jarak tempuh 10 kilometer.
Sementara itu untuk jarak tempuh yang sama, mobil listrik hanya memperlukan daya listrik sebesar 2 kilo watt hour kWh.
Bila dihitung biaya listrik dengan tarif PLN sebesar Rp 1.467 per kWh, maka mobil listrik hanya membutuhkan biaya listrik sebesar Rp 2.934 per 10 km.
"Satu kWh listrik, kalau rumah tangga Rp 1.467. Kali dua kurang lebih Rp 3.000. Jadi kalau pakai mobil bensin 10 km biayanya Rp 9.500, kalau pakai listrik Rp 3.000," ujar Darmawan, kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.