Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Pengemudi Motor Masuk Jalan Tol, Salah Siapa?

Kompas.com - 12/04/2021, 13:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pengendara sepeda motor masuk ke jalan tol belakangan ini marak terjadi.

Seperti video viral yang diunggah oleh aku @jktinfo. Dalam rekaman tersebut terlihat jelas pengemudi motor wanita yang berkendara di lajur tengah jalan tol, Sabtu (9/4/2021).

Nekatnya lagi, pengendara motor tersebut tidak menggunakan helm saat berkendara.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti di mana kejadian tersebut terjadi.

Mengingat kejadian seperti itu bukan pertama kalinya terjadi, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, hal ini harus mendapat perhatian khusus dari para instansi terkait.

Baca juga: Bus Listrik Medium Buatan Indonesia Sedang Dites TransJakarta

“Ini bisa terjadi karena lemahanya undang-undang, serta penegakkan aturan yang masih dipusatkan atau dibebankan kepada polisi saja. Padahal seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh instansi, termasuk departemen pendidikan yang juga harus memberi edukasi,” ujar Jusri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/4/2021),

Selain itu, menurut Jusri rambu-rambu jalan tol juga masih belum proaktif, sehingga fenomena seperti ini masih terus terulang.

“Seharusnya dipasang rambu atau tanda khusus 100 meter sebelum memasuki jalan tol. Jika perlu dibuat berupa gapura berwarna mencolok misalnya kuning, dengan keterangan bahwa itu adalah jalan tol, motor dilarang masuk, agar mereka paham,” kata Jusri.

Jusri menambahkan, akan lebih baik lagi jika ditambahkan peringatan berupa audi seperti yang sudah di terapkan di traffic light Bandung.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

“Seperti gerbang tol Bekasi, tidak jarang pengemudi motor yang keliru. Dengan tambahan peringatan audio pasti sangat membantu mereka yang tidak bisa melihat marka jalan,” ucap Jusri.

Bicara soal pelanggaran yang kerap dilakukan oleh emak-emak, Jusri mengatakan, hal ini lantaran kemampuan afektif pengemudi wanita saat berkendara lebih rendah dari pengedara pria.

“Perempuan itu lebih sering melakukan kesalahan saat berkendara, seperti berhenti mendadak, sen kanan belok kiri. Itu karena kemampuan afektif mereka masih rendah,” ucap Jusri.

Selain itu, menurut Jusri, pengemudi wanita juga merasa mendapat hak istimewa ketika berada di jalan. Hal ini yang membuat mereka tidak takut melakukan kesalahan ketika berada di jalan.

Baca juga: Daftar Harga Skutik Honda di Jateng per April 2021

Ilustrasi pengendara motorSHUTTERSTOCK Ilustrasi pengendara motor

“Pengemudi wanita itu rata-rata berpikir mendapat hak ekslusifitas kalau di jalan, dipikirnya siapa yang mau nabrak. Jadi tidak sedikit dari mereka yang cuek saja ketika melakukan kesalahan, seperti contoh sen kanan belok kiri, itu jelas berbahaya bagi pengemudi yang berada di belakangnya,” kata Jusri.

Jusri mengingatkan, sebaiknya pengemudi wanita memperhatikan hal-hal kecil saat berkendara. Sebab, perilaku acuh tak acuh seperti itu bukan cuma hanya merugikan diri sendiri, melainkan juga orang lain di sekitarnya, yaitu para pengguna jalan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau