Kaki-kaki Meteor 350 depan memakai pelek lingkar 19 inci dibalut ban 100/90, sedangkan belakang 17 inci ban 140/70.
Adapun CB350 depan pakai pelek 19 inci ukuran ban 100/90 dan belakang pelek 18 inci dibalut ban 130/70. Khusus GB350RS pelek belakangnya 17 inci dengan profil 150/70.
Mesin
Meteor 350 mengusung mesin 349 cc, satu silinder, injeksi, berpendingin udara. Bore dan stroke 72 mm x 85.8 mm, kompresi 9,5:1 menghasilkan 20,2 tk dan torsi 27 Nm pada 4.000.
Baca juga: Rendering Hness CB350 Cafe Racer, Tak Kalah Ganteng
Tenaga dari mesin dialirkan ke roda belakang pakai transmisi 5-percepatan.
Kubikasi Honda CB350 ialah 348,3cc. Ukuran bore dan stroke 70 × 90.5 mm, rasio 9.5: 1, mampu menghasilkan 20,7 tk pada 5.500 rpm dan torsi 30 Nm pada 3.000 rpm.
Fitur
Meteor 350 memakai fitur baru pod navigasi TBT (Turn-By-Turn) atau Royal Enfield Tripper. Perangkat tampilan navigasi untuk penunjuk arah secara real time.
Adapun CB350 dibekali fitur Honda Selectable Torque Control (HSTC). Fitur yang juga ada di PCX 160. Fitur ini berguna untuk mencegah roda belakang selip.
Baca juga: Operasi Arm Pump Sukses, Miller Siap Tarung di GP Portugal
Harga
Royal Enfield Meteor 350 punya tiga varian. Fireball Rp 85.100.000, Stellar Rp 86.500.000, dan SupernovaRp 87.900.000. Semua harga off the road.
Adapun Honda CB350 belum dijual resmi di Indonesia. Di India motor ini punya dua varian, yakni DLX dan DLX Pro. Harganya mulai dari 190.000 rupee atau sekitar Rp 38,5 jutaan.
Adapun di Jepang sebagai Honda GB350 dijual 550.000 yen atau setara Rp 72,1 juta dan untuk untuk tipe GB350S lebih mahal 594.000 yen atau Rp 77,9 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.