JAKARTA, KOMPAS.com – Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) lintas Sumatera memang terkenal akan rutenya yang ekstrem. Kondisi geografis pulau terbesar keenam di dunia ini, terkenal berbukit-bukit membuat jalur yang dilewati penuh dengan tanjakan dan tikungan.
Selain itu, ada dua keluhan dari para pengemudi bus AKAP yang kerap melewati Lintas Sumatera, yakni kondisi infrastruktur jalan dan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). Dua faktor ini dapat mengganggu kenyamanan dari para penumpang bus.
Nyoman Sudana, salah satu pengemudi bus PO Puspa Jaya mengatakan, ketika membawa bus dari Lampung menuju Pulau jawa, infrastruktur jalan bukan menjadi masalah. Kendala baru hadir ketika mau mengisi solar untuk bus.
Baca juga: Rocky Jadi Mobil CVT Pertama Daihatsu di Indonesia
“Utamanya saat masuk ke perbatasan-perbatasan kota atau kabupaten, kami dibatasi dalam pengisian bahan bakar, di mana untuk sekali mengisi kami dijatah per bus hanya boleh Rp 500.000,” ucap Nyoman dala siaran resmi yang Kompas.com terima, Selasa (16/3/2021).
Dengan dijatahnya bus untuk mengisi solar, jelas mempersulit pengemudi. Mereka dipaksa mengatur konsumsi bahan bakar agar bus tidak kehabisan solar saat sedang beroperasi.
“Tidak baik rasanya jika kendaraan yang kami bawa tiba-tiba kehabisan BBM. Untuk itu kami harus pintar-pintar dalam mengatur pengisian ulang BBM,” kata Nyoman.
Baca juga: Sri Mulyani Buka Peluang Insentif Pajak bagi Innova dan Fortuner
Kemudian beberapa PO bus menyiasati keterbatasaan bahan bakar dengan membawa solar cadangan. Seperti yang dikatakan Feri, salah satu pengemudi bus PO Gumarang Jaya.
“Mau tidak mau kami harus bawa Solar cadangan di dalam bus dengan menggunakan jeriken. Kami bisa membawa bahan bakar minyak sebanyak 40-60 liter sebagai bahan bakar cadangan untuk kendaraan yang kami bawa,” ujar Feri.
Kemudian untuk infrastruktur jalan di Lintas Sumatera, memang sudah dibangun, namun sebagian masih kurang memadai. Seperti yang diungkapkan oleh Pengemudi bus PO Siliwangi Antar Nusa (SAN) Apredo Anggara.
“Kondisi jalan untuk lintas timur dan barat di Sumatera sudah lumayan baik dan saat ini sudah ada tol yang bisa mempersingkat waktu perjalanan. Hanya saja pada beberapa ruas jalan di lintas tengah dan jalan non-tol banyak ditemukan jalan rusak dan bergelombang,” ujar Apredo.
Kondisi jalan yang rusak dirasakan sangat menghambat perjalanan, dan membuat perjalanan jadi tidak nyaman. Harapannya, keluhan dari para pengemudi ini bisa didengar oleh pemerintah demi terselenggaranya perjalanan yang aman dan nyaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.