JAKARTA, KOMPAS.com - Saat membeli sepeda motor bekas, setiap orang tentu ingin mencari yang kondisinya masih baik. Banyak yang berpendapat bahwa motor yang kondisinya baik itu yang kilometernya masih rendah.
Namun, anggapan tersebut tidak bisa menjadi jaminan. Bisa saja odometer yang mencatat jarak tempuh motor sudah diakali oleh si penjual.
Baca juga: Punya Uang Rp 2 Jutaan Ingin Beli Motor Bekas, Ini Pilihannya
“Sebab, saat ini sudah bertebaran jasa untuk setel ulang speedometer, baik yang manual atau digital,” ujar Darwin Danubrata, dari diler motor bekas Songsi Motor di Jagakarsa, Jakarta Selatan, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Darwin mengatakan, besaran kilometer penting. Sebab, akan berpengaruh pada harga jual.
“Lihat kilometernya sudah banyak atau belum. Harganya akan berpengaruh. Misalkan, ada motor yang kondisi masih bagus, kilometer rendah, hargannya bisa lima persen lebih mahal dibandingkan dengan kondisi yang masih bagus tapi sudah sering jalan. Tergantung juga dengan kondisi motornya," kata Darwin.
Yosia Hermanto, dari diler motor bekas Talenta Motor di Jakarta Barat, menambahkan, selain harga, besaran kilometer juga akan berpengaruh terhadap mesin.
Baca juga: Ini Deretan Mobil dan Motor Bekas Paling Dicari Tahun 2020
Logikanya, semakin kecil angka kilometer semakin baik mesin. Sebaliknya, makin besar kilometernya, maka mesin rawan keausan. Meskipun, hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan atau jaminan.
"Beli motor bekas sebaiknya lebih perhatikan mesin, karena bodi masih bisa dibeli. Spare part masih ada, apalagi kalau motor baru. Tapi kalau mesin susah nantinya," ujar Darwin.
Yosia menyarankan, saat membeli motor bekas, jangan hanya dilihat dan didengarkan saja mesinnya. Tapi, perlu juga untuk dicoba langsung atau dites jalan. Apalagi jika tujuan membeli motor itu untuk digunakan sehari-hari, maka harus melakukan tes jalan.
“Wajib tes jalan. Kalau kita ajak jalan dan ada bunyi yang di luar toleransi, dari mesin kasar suaranya pasti ketahuan. Tapi itu juga main feeling juga, seperti waktu digas terasa tidak enak dan lain-lain,” kata Yosia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.