JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena helm KW atau disebut kloningan dan helm palsu, semakin ramai di Indonesia. Padahal helm seperti itu justru dapat merugikan pengendara.
Ahmad M dari komunitas Belajar Helm mengatakan, helm KW punya banyak sebutan, tapi intinya tidak direkomendasikan. sebab tidak punya standar perlindungan yang jelas.
"Saat ini cukup banyak beredar helm KW dalam arti clone atau kloningan. Jadi bentuknya sama cuma struktur bahannya beda," katanya dalam diskusi 'Fake Helmet, Adu Gengsi Abaikan Safety' di IIMS Motobike Hybrid Show, belum lama ini.
Baca juga: Viral Helm Model Teko dan Tabung Gas, Legalkah?
Ahmad mengatakan, kalau produsen helm ternama, kualitasnya sudah teruji. Ada standarisasi dari badan lain mulai dari ECE, SNELL, DOT, dan bahkan SNI untuk Indonesia.
"Kalau KW tidak ada standarisasinya, baik itu KW Super, atau KW lainnya. Kalau helm original ada," kata Ahmad.
Mexvico, anggota Belajar Helm yang lain mengatakan, tak sedikit konsumen membeli fake helmet untuk sekadar gaya. Padahal sayang, karena harga helm KW juga tidak murah.
"Fake brand (helm) dari merek tertentu itu harganya juga masih jutaan. Itu artinya kan memang buat gaya hidup," katanya.
Baca juga: Bagaimana Cara Membersihkan Batok Helm yang Benar?
Helm custom
Beda lagi dengan helm custom, saat ini banyak orang yang memodifikasi helmnya. Tujuannya banyak, agar lebih modern mengikuti zaman, atau berbeda dengan helm lain.
"Custom balik ke basik helmnya dul. Cicara custom banyak, ada yang di airbrush, dibentuk beda-beda rupa, tapi yang kita lihat paling awalnya ialah basiknya, helm apakah yang dicustom," kata Max.
"Kalau custom dari brand tertentu yang sudah teruji kelayakannya. Tapi kalau sudah custom dan merek helmnya dari antah berantah, mending tidak usah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.