JAKARTA, KOMPAS.com – Get Plastic baru saja menyelesaikan perjalanan bertajuk Demi Ibu Bumi dari Bali ke Jakarta menggunakan mobil berbahan bakar sampah plastik, Senin (30/11/2020).
Bahan bakar ini merupakan hasil teknologi pirolisis, memanaskan sampah plastik lalu berubah jadi gas hidrokarbon dan dicairkan dengan proses kondensasi. Minyak hasil pirolisis ini sudah menjalani tes laboratorium yang menunjukkan kesetaraannya dengan minyak diesel.
Salah satu Founder Get Plastic, Dimas Bagus Wijanarko mengatakan, minyak olahan sampah plastik ini sudah dites di dua tempat, di Lemigas dan Sucofindo dan hasilnya bisa dibandingkan dengan milik bahan bakar Solar.
Baca juga: Ganti Bersamaan, Tapi Mengapa Ban Depan Mobil Lebih Cepat Aus?
“Cetane number dari Sucofindo yaitu 60,8. Sedangkan standar minimum dari Solar itu 45, sedangkan Dexlite di 53,4. Jadi cetane number kita cukup tinggi dan bagus untuk bahan bakar diesel,” ucap Dimas dalam konferensi pers Test Drive Kendaraan Berbahan Sampah Plastik, Senin (30/11/2020).
Lalu dari hasil carbon residunya, 0,02 sedangkan standar dari pemerintah adalah 0,1 jadi lebih rendah. Selain itu untuk sulfur contentnya hanya 0,015 atau 150 ppm, ini jauh sekali dari standar solar yang ada di angka 0,35 atau 3.500 ppm.
Namun dengan hasil tes laboratorium yang meyakinkan ini, apakah sudah aman untuk digunakan pada kendaraan diesel? Melihat keberhasilan tim Get Plastic yang melakukan perjalanan dari Bali ke Jakarta.
Baca juga: Rossi: Pebalap Muda MotoGP Sangat Agresif
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor, Didi Ahadi mengatakan dalam bahan bakar diesel, memang yang paling penting adalah sulfur content yang rendah.
“Semakin rendah sulfur content, maka semakin bagus. Karena bagus untuk menekan emisi gas buang. Untuk Euro 4, 50 ppm dan Euro 2, 500 ppm,” ucap Didi kepada Kompas.com, Senin (30/11/2020).
Lalu menanggapi bahan bakar hasil olahan sampah plastik ini, Didi mengatakan harus diuji coba, melihat kandungan yang lainnya. Uji coba di mesin dan test durability atau daya tahannya.
Baca juga: Mana yang Lebih Dahulu Diganti Saat Kedua Ban Motor Aus?
“Sama seperti B20 dan sebagainya, dites di setiap kondisi, udara dingin apakah membeku, dan lainnya. Pengetesannya bisa sampai 20.000 km bahkan lebih, setelah itu mesin dibongkar,” kata Didi.
Didi mengatakan, mesin yang digunakan juga harus baru, atau minimal bersih komponennya. Sedangkan untuk test drive yang dilakukan Get Plastic baru menggunakan mobil Ford Ranger bekas, jadi belum bisa dipastikan aman tidaknya digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.