Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momok Bajing Loncat Masih Nyata bagi Pengusaha Logistik

Kompas.com - 23/11/2020, 11:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Baru ini tersebar video aksi bajing loncat di Cakung mengarah ke Pulo Gadung, Jakarta. Berdasarkan video tersebut, barang yang diambil berupa lempengan besi dan dilakukan oleh lebih dari dua orang pelaku kejahatan.

Aksi bajing loncat masih menajdi momok nyata bagi para penguasaha logistik di Indonesia, baik pemilik maupun operator pengiriman barang. Tindak kejahatan ini memang kerap terjadi di Indonesia. Barang yang dijarah pun beragam, mulai dari sembako sampai benda mati.

Ketua Umum Ikatan Keluarga Pancanaka Nusantara (IKPN) Kyatmaja Lookman mengatakan, saat ini bagi pengusaha pengiriman barang hanya bisa menggunakan sistem yang ada dan belum banyak bisa diperbuat.

Baca juga: Harga Beda Tipis, Yamaha Yakin Nmax Tak Saling Bunuh

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

 

“Ya antisipasi internal, seperti melakukan konvoi dan pengawasan menggunakan GPS bisa dilakukan. Namun, pengemudi cuma bisa pasrah saat ada aksi bajing loncat dan melakukan antisipasi mandiri,” ucap Kyatmaja kepada Kompas.com, Minggu (22/11/2020).

Kyatmaja mengatakan, kalau cara untuk melawan aksi bajing loncat tidak bisa dilakukan sendiri, harus ada upaya kelompok. Pasalnya, masalah keamanan menjadi masalah utama yang ada di angkutan barang.

“Kami sedang mengembangkan jaringan pengamanan untuk angkutan barang di jalan. Kemarin baru pelatihan di pengusahanya, Januari 2021 rencana mulai pelatihan pengemudinya,” kata Kyatmaja.

Baca juga: Xpander Cross dan XL7 Saling Sikut, Ini Penjualan Low SUV Oktober 2020

Nantinya jaringan ini untuk menghubungkan para anggota melalui aplikasi. Jadi kalau ada permasalahan di jalan bisa saling gotong royong.

“Ini menghubungkan antar sesama, juga dengan aparat kepolisian, jadi ada forum komunikasinya. Keamanan itu ekosistem, tidak bisa dilakukan sendiri,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau