JAKARTA, KOMPAS.com – Tim pabrikan Suzuki mampu berbicara banyak pada MotoGP 2020 dengan mengakhiri dominasi Honda dan Yamaha.
Kedua pebalapnya, Joan Mir dan Alex Rins telah memperlihatkan performa yang konsisten pada musim ini. Mir bahkan sudah memastikan diri jadi juara dunia MotoGP 2020.
Beragam faktor jadi kunci Suzuki bisa meraih berbagai prestasi musim ini. Selain pebalap dan kerja sama tim yang baik, faktor penentu itu adalah dapur pacu yang diusung GSX-RR.
Seperti diketahui, sebelumnya Suzuki memakai mesin V4 pada motor GSV-R sampai tahun 2011. Pabrikan asal Hamamatsu, Jepang, ini sempat keluar dari ajang MotoGP pada tahun tersebut.
Baca juga: Juara Dunia, Joan Mir Catatkan Sejarah Ikuti Kenny Robert Jr dan Kevin Schwantz
Lantas pada musim 2014, Suzuki masuk lagi ke ajang balap para dewa dengan membawa motor baru, yaitu GSX-RR berkapasitas 1.000 cc berpendingin cairan, DOHC 4-silinder segaris, dan 4 katup.
Dilansir dari laman Suzuki Racing Team, mesin tersebut sanggup memuntahkan tenaga sebesar 176 kw atau setara 238 tk. Serta bisa melaju hingga kecepatan maksimal 340 kpj.
Secara dimensi, motor ini memiliki ukuran (PxLxT) 2.096 mm x 720 mm x 1.140 mm. GSX-RR mengusung sasis twin spar berbahan alumunium, dengan total bobot 157 kilogram.
Baca juga: Hasil MotoGP Valencia 2020, Joan Mir Juara Dunia
Dari sektor kaki-kaki, motor tunggangan Mir dan Rins dibekali suspensi Ohlins di depan dan belakang.
Sedangkan kaliper rem menggunakan merek Brembo dan piringan cakram terbuat dari bahan karbon.
Davide Brivio, Manajer Tim Suzuki Ecstar, mengakui mesin V4 memiliki keunggulan dari segi tenaga dibandingkan mesin inline.
Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP 2020, Poin Joan Mir Sudah Tak Terkejar
Meski begitu, mesin inline dipercaya memiliki keunggulan tersendiri. Salah satunya kemampuan menikung yang lebih baik ketimbang mesin V4.
“Mesin V4 punya power lebih besar dibandingkan mesin inline-4, tapi kecepatan menikungnya lambat. Kamu harus bekerja lebih keras untuk menguasainya,” ucap Brivio, dikutip dari Motosan.
“Sementara mesin inline tidak secepat itu, tapi kamu lebih lincah dan kamu lebih cepat saat menikung,” katanya.
Baca juga: Catatan Podium Joan Mir di MotoGP 2020, Hanya Sekali Podium Pertama
Selain lebih memilih kemampuan menikung yang lebih baik ketimbang tenaga, Suzuki juga punya strategi tersendiri pada setiap balapan.
Berdasarkan data lap time, ternyata mesin V4 dan inline-4 tidak memiliki perbedaan waktu yang signifikan karena masing-masing memiliki plus minus.
“Jika kamu melihat kalender balap, ada sirkuit yang lebih cocok dengna mesin V4, seperti Qatar dan Spielberg. Tapi ada juga sirkuit di mana kami bisa bertarung untuk memenangkannya,” kata Brivio.
Baca juga: Toyota Kuasai Pasar Penjualan Mobil Nasional Januari-Oktober 2020
Di samping itu, Brivio juga mengatakan mesin inline-4 cenderung lebih cocok untuk pebalap rookie dan pebalap dengan gaya balap tertentu.
Sedangkan mesin V4, cocok buat pebalap agresif meski butuh proses penyesuaian untuk memahami karakter mesin tersebut.
“Kamu harus pintar dan berpikir soal strategi. Ini masalah teknologi antara konsep dan filosofi,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.