JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dan Peneliti Institute of Economic and Development (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai bahwa pola konsumsi generasi milenial bisa menyebabkan penurunan permintaan produksi industri otomotif.
Menurut dia, generasi muda saat ini sudah sangat akrab dengan gawai dan teknologi serta mampu memanfaatkannya secara bersamaan. Termasuk dalam lingkup transportasi yang sudah didukung oleh layanan transportasi daring.
Di samping itu, industri otomotif juga sudah menurun seiring dengan pandemi virus corona alias Covid-19 akibat dari pola pikir konsumsi golongan tersebut.
Baca juga: November 2020, Banderol DFSK Glory 560 dan SX4 S-Cross Naik
"Sekarang tren milenial lebih peduli pada kesehatan. Ini gambaran milenial menghancurkan industri otomotif di Indonesia. Yang lebih turun penjualannya itu kendaraan pribadi. Bukan karena adanya pandemi, tetapi karena milenial tadi malas untuk beli mobil," kata Bhima melalui seminar daring, Rabu (4/11/2020).
"Generasi milenial cenderung beralih dari memiliki mobil pribadi ke pemanfaatan transportasi online seperti Gojek dan Grab," lanjutnya.
Lagipula, menggunakan transportasi daring lebih masuk akal bagi mereka daripada harus membeli mobil dengan adanya biaya-biaya tambahan seperti perawatan, konsumsi bahan bakar, parkir, dan lainnya.
"Ngapain sih milenial enggak punya mobil? Ini menarik sekali. Industri otomotif kurang bagus karena dihajar sama pola konsumsi milenial yang sangat beda sekali dengan generasi orang tuanya. Jadi, ngapain punya mobil, kalau ada transportasi online," ujar dia.
Baca juga: Inden Jimny Masih Lama, Konsumen Mending Cari Bekasnya?
"Kalau ada mobil, akan ada biaya ke bengkel, biaya parkir. Kemudian, ada perubahan, milenial lebih suka ngekos atau ngontrak ketimbang beli rumah," kata Bhima.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa generasi milenial yang didominasi dengan pekerja muda juga lebih memilih untuk tinggal di kontrakan atau kos yang dekat dengan kantor untuk menghemat pengeluaran transportasi.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Bhima mengatakan bahwa penjualan mobil kian melambat saat pandemi.
Hingga September 2020, tercatat hanya 372.046 unit kendaraan pribadi dan niaga yang terjual. Angka ini jauh dari tahun sebelumnya yang membukukan sebanyak 755.094 unit.
Penjualan kendaraan pribadi pada periode Januari-September 2020 adalah sebanyak 278.240 unit, turun 51 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan angka 579.031 unit.
Baca juga: 5 Tips Membersihkan Kabin Mobil Agar Tetap Nyaman
Sementara, penjualan kendaraan niaga mengalami penurunan sebanyak 46 persen dengan angka 93.806 unit. Pada Januari-September 2019, penjualan segmen kendaraan ini mencapai 176.063 unit.
Selain perubahan tren dari generasi muda yang mencapai sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia, Bhima mengatakan bahwa ada faktor umum yang mempengaruhi anjloknya penjualan mobil di tahun ini.
"Penjualan kendaraan pribadi masih terkontraksi seiring mobilitas kelas menengah dan atas yang rendah selama pandemi," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.