JAKARTA, KOMPAS.com - Pengeroyokan dua prajurit TNI yang dilakukan oleh sejumlah anggota klub motor gede di kawasan Simpang Tarok, Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (30/10/2020) memperlihatkan arogansi anggota klub saat melakukan konvoi.
Meski pelaku sudah diproses secara hukum, tetapi aksi yang tidak terpuji tersebut tentunya menjadi preseden buruk anggota klub motor yang selama ini sering melakukan touring.
Lalu kenapa konvoi sering melakukan arogansi saat di jalan raya?
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, arogansi yang dipertontonkan oleh anggota klub Harley Davidson tersebut sangat disayangkan.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan
Perselisihan terjadi antar annggota klub moge dengan dua anggota TNI yang bertugas di Kodim 0304 Agam.
“Kejadian itu sangat disayangkan dan bikin malu, artinya secara tidak langsung sudah mencoreng nama besar klub tersebut,” kata Sony kepada Kompas.com, Sabtu (31/11/2020).
Sony menilai, sikap arogansi anggota klub motor saat konvoi disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya, pengawalan dari petugas atau voorijder.
Adanya petugas yang membuka jalan membuat anggota konvoi merasa seolah pengguna jalan lain harus minggir atau mengalah.
Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya
“Adanya petugas yang membuka jalan sehingga mereka merasa semuanya harus mengalah dan kadang melanggar aturan lalu lintas, ini banyak contohnya dan bikin malu,” ujarnya.
Kemudian, Sony melanjutkan, penyebab lainnya karena merasa kendaraan yang digunakan spesial. Seperti diketahui, harga motor Harley Davidson tidaklah murah harganya bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 500 juta.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.