Pasalnya, jika kendaraan melibas jalan basah atau yang ada genangannya bisa menyebabkan tapak ban kehilangan daya cengkeramnya atau aquaplaning.
Zulpata mengatakan, dengan mengurangi kecepatan kendaraan ketika melibas jalan basah bisa mengurangi potensi terjadinya aquaplaning.
“Tidak ada trik untuk menghindari terjadinya aquaplaning. Agar tidak mengalaminya, jangan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi,” ucapnya.
Baca juga: Pilihan Mobil Bekas Rp 70 Jutaan, Ada Yaris, Avanza sampai CR-V
Hal yang sama juga dikatakan, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana.
Menurutnya, saat melintas di jalan basah sebaiknya tidak terlalu terburu-buru sehingga kendaraan tetap bisa terkendali.
“Biasanya karena terburu-buru, orang melintasi genangan air dengan cepat. Padahal ini yang justru berbahaya, pelan-pelan saja agar mobil tidak terangkat dari aspal,” ucap Sony.
3. Ban aus
Faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya hydroplaning adalah kondisi ban itu sendiri. Untuk menghindari terjadinya aquaplaning sebaiknya dipastikan kondisi masih bagus atau belum aus.
Jika ban sudah aus maka potensi terjadinya hilang daya cengkeram ban juga lebih besar dibandingkan ban yang kondisinya masih bagus.
Baca juga: Menu Mobil Bekas Rp 50 Jutaan Pekan Ini, Ada Jazz, CR-V, hingga BMW
Sony mengatakan, gejala aquaplaning sering terjadi pada mobil yang kondisi bannya sudah mulai aus atau gundul.
Untuk itu bagi pemilik kendaraan disarankan agar selalu mengecek kembangan ban dan tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan.
“Cek alur ban pastikan alur ban masih cukup untuk jalur air saat melewati genangan,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.