JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mengangkat nuansa mewah beberapa pabrikan saat ini sudah membekali mobil dengan captain seat di kabinnya. Namun, ada konsekuensi yang mesti dikorbankan, yakni fungsionalitas kabin.
Sesuai namanya, captain seat ditunjukan buat menyenangkan sang kapten atau bila urusannya dalam mobil, berarti penumpang istimewa. Jok seperti ini cuma bisa digunakan satu orang, beda seperti tipe biasa yang bisa dipakai bareng.
Captain seat bisa saja terlihat premium, tetapi memengaruhi kapasitas penumpang. Jadi, keberadannya lebih baik disesuaikan dengan penumpang.
Baca juga: Restomod Hodaka Wombat 125, Klasik Tapi Asik
Pemilik workshop spesialis interior Vertue Concept Edy mengatakan, captain seat bukan solusi terbaik, tergantung kebutuhannya di mana.
“Kalau misalnya butuh sebagai tempat kerja, captain seat seperti Innova terbaru itu masih oke karena ada mejanya. Artinya, fungsi dari captain seat itu ada. Kalau fungsinya tidak ada, mubazir,” ujar Edy saat dhubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020)
Selama 16 tahun bekerja di bidang modifikasi interior, Edy menjelaskan, banyak konsumen yang meminta jok baris kedua mobilnya dibentuk jadi captain seat. Namun, rata-rata setengah tahun mereka balik lagi minta agar model kursi dikembalikan seperti semula.
“Orang melihat captain seat itu kan mewah, tetapi kenyataannya, saat mereka sudah menikmati, rata-rata menyesal,” katanya.
Baca juga: Kementerian ESDM Kejar Target Pembangunan Stasiun Penukaran Baterai
Selain kapasitas, Edy juga menyorot soal ruang kabin karena captain seat. Misal, dalam kasus Innova, dua captain seat tidak senantiasa bikin penumpang jadi kebih mudah mengakses kursi baris ketiga.
“Jarak diantara dua arm rest cuma 17 cm, dengan jarak seperti itu mau bergerak bagaimana?” tuturnya.
Permintaan captain seat lebih mengarah pada gaya hidup dibanding kebutuhan. Oleh sebab itu Edy berpesan jangan sampai mengorbankan fungsi buat kesan mewah, tetapi belum tentu butuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.