Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Terlihat Baik-baik Saja, Bukan Berarti Tak Bermasalah

Kompas.com - 04/09/2020, 19:41 WIB
|

JAKARTA, KOMPAS.com – Rendahnya kesadaran sopir pada kondisi kesehatan ban disebut jadi penyebab kecelakaan bus dan truk di Indonesia. Ban yang tidak sehat dapat berakibat fatal, karena bisa menurunkan performa berkendara hingga menyebabkan kehilangan kendali.

Presiden Direktur Hankook Tire Sales Indonesia Yoonsoo Shin, mengatakan, ban kerap mengalami overestimate atau penilaian yang terlalu tinggi dari pengemudi karena secara kasat mata, penampilan ban terlihat baik-baik saja.

Padahal, sebaik apapun kualitas dan teknologi ban, tidak ada ban yang resisten dari kerusakan. Umumnya, permasalahan ban disebabkan oleh pemakaian dan perawatan ban yang kurang baik.

Baca juga: Bocoran Mobil Baru Suzuki Tahun Depan, Ada Vitara dan Wagon R

Petugas Dinas Perhubungan Kota Solo memeriksa kondisi ban bus PO Mulyo Indah di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/6/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Petugas Dinas Perhubungan Kota Solo memeriksa kondisi ban bus PO Mulyo Indah di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/6/2018).

“Betul bahwa ban adalah salah satu komponen kendaraan paling penting. Ban berfungsi sebagai penopang beban, penerus daya gerak kendaraan, penerus kemudi untuk berbelok, dan pengontrol suspensi,” ucap Shin, dalam keterangan tertulis (3/9/2020).

“Namun di sisi lain, ban juga salah satu komponen yang paling terdampak dari empat fungsi utama ban tersebut. Masing-masing punya efek samping yang membuat ban dapat mengalami perubahan kondisi,” katanya.

Baca juga: Minta Gaji Kelewat Tinggi, Dovi Gagal ke KTM

Kondisi ban aus berbulupopularmechanics.com Kondisi ban aus berbulu

Ban Aus

Pertama, permasalahan ban paling umum adalah ban aus. Kendaraan komersial seperti ban dan truk tentunya memiliki jarak tempuh dan pemakaian yang tinggi, sehingga ban akan lebih cepat aus.

Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh perilaku mengemudi, kondisi jalan, kondisi tekanan angin, dan sebagainya.

“Ban yang aus dapat mengurangi daya cengkeram secara drastis sehingga membahayakan bagi bus dan truk, terutama saat melintas di jalanan licin atau bahkan hanya sekedar melakukan pengereman,” ujar Shin.

Untuk itu diharapkan setiap pengemudi senantiasa memperhatikan ketebalan tapak ban. Jika sudah dibawah batas minimal penggunaan, sebaiknya segera mengganti ban.

Baca juga: Casey Stoner Sindir Cara Ducati Perlakukan Pebalap

Ban kempis setelah meledakshutterstock Ban kempis setelah meledak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com