JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar otomotif Jepang masih mengalami perlambatan sebagai dampak dari penurunan daya beli masyarakat di tengah pandemi pandemi virus corona alias Covid-19.
Padahal, pandemi di Negeri Sakura tersebut mulai mereda sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (2/8/2020). Maka, ini menjadi tanda bahwa konsumen masih berhati-hati dalam melakukan belanja kebutuhan tersier.
Asosiasi diler mobil Jepang melaporkan, penjualan mobil pribadi, truk, dan bus pada Agustus 2020 mengalami penurunan 18,5 persen secara tahunan.
Baca juga: Masih Berjuang, Industri Otomotif Nasional Belum Masuk Tahap Pulih
Capaian ini dapat dikatakan membaik dibanding Juli 2020 yang turun 20,4 persen dari periode sama tahun lalu. Namun tetap saja, pasar masih melambat.
Adapun titik terendah penjualan di Jepang terjadi pada Mei 2020 dengan penurunan mencapai 40,2 persen. Meski pemerintah setempat telah mencabut status keadaan darurat nasional, kinerja penjualan otomotif masih berjalan moderat.
Di sisi lain, pelemahan pasar otomotif yang masih terus berlangsung di Jepang memperlihatkan bahwa bantuan tunai yang digelontorkan pemerintah tidak mampu menstimulasi pemulihan belanja konsumen.
"Pemulihan belanja masyarakat di Jepang lebih lemah dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat (AS). Meski telah diberikan stimulus, pergerakannya masih cukup lambat," kata Ekonom Hiroaki Muto dari Sumitomo Life Insurance Co.
Baca juga: Benarkah BBM Oktan Tinggi Bisa Tingkatkan Performa Kendaraan?
Di Indonesia sendiri, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan bahwa pasar otomotif secara bulanan mulai menunjukkan tren positif, khususnya dari Juni-Juli 2020.
Namun, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyatakan bahwa capaian tersebut masih jauh dari keadaan pasar sebelum ada pandemi.
"Pertumbuhannya memang signifikan dari tersisa lima persen dari market normal menjadi 32 persen di Juli 2020. Tapi itu masih di ujung survivor, bahkan belum masuk tahap recovery," kata dia kepada Kompas.com.
"Kita masuk tahap recovery ketika total penjualan sudah mencapai 35 persen dari market normal (80.000-90.000 unit). Kemudian jika sudah mencapai 70 persen, baru periode new normal. Jadi saat ini masih jauh, perjuangannya masih panjang," ujar Bob lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.