Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Maraknya Pelemparan Batu di Jalan Tol

Kompas.com - 30/08/2020, 07:23 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi pelemparan batu di atas jembatan penyeberangan orang (JPO) jalan tol, kembali terjadi. Kali ini berada di ruas Tol Tangerang-Merak yang dikabarkan sempat membuat kerusakan tujuh kendaraan saat sedang melintas.

Berdasarkan informasi yang ada, kejadian tersebut berlangsung di Km 47, Desa Songgom, Kecamatan Cikande. Beruntung pelaku yang diketahui mengalami gangguan jiwa itu sudah diamankan oleh kepolisian setempat.

Sebelumnya, aksi serupa juga sempat terjadi di ruas Tol Cipularang, Jawa Barat, pekan lalu. Unggahannya didapat dari akun @ClaraJosephine.

Baca juga: Buat Pemula, Simak Arti dan Maksud Rambu-rambu di Jalan Tol

Dalam twitter-nya, disebutkan bila pelemparan batu dengan dimensi besar itu terjadi di KM 104 Cipularang mengarah ke Bandung serta membuat kerusakan karena kaca mobilnya pecah.

Menanggapi aksi tak bertanggung jawab dan bermoral tersebut, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan soal pentingnya waspada dalam berkendara. Terutama terhadap objek yang terlihat umum namun memiliki tingkat risiko tinggi.

"Kejadian seperti ini pernah tahun-tahun sebelumnya, ini memang berbahaya dan tidak manusiawi karena pelaku tidak memikirkan apa dampaknya terhadap korban. Menyikapi ini, pada umumnya kita harus bisa meningkatkan kewaspadaan saat berkendara," ucap Jusri kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

Baca juga: Sering Dilempar Batu, Bus Lintas Sumatra Pakai Kerangkeng Kaca Depan

Ilustrasi: Kaca mobil yang pecah akibat lemparan batu di ruas Tol Jakarta-Merak, Rabu (27/6/2018). (Dokumen Polres Serang) Kompas.com/Sherly Puspita Ilustrasi: Kaca mobil yang pecah akibat lemparan batu di ruas Tol Jakarta-Merak, Rabu (27/6/2018). (Dokumen Polres Serang)

"Biasakan saat berkendara kita selalu konsentrasi dan mendapatkan visual semaksimal mungkin, artinya mata memandang sejauh yang bisa dilihat. Dalam kasus ini contohnya seperti jembatan yang ada di tol, baik yang untuk orang jalan atau pun kendaraan, biasakan sebelum melintasi JPO mata diarahkan untuk mengetahui kondisi di atas," kata dia.

Tak hanya itu, Jusri juga menyarankan bila melihat adanya hal-hal jangal, seperti adanya orang di atas yang sedang nongkrong atau berkumpul, ada baiknya untuk mulai mereduksi kecepatan.

Bahkan bila memungkinkan, pindah ke jalur lambat dengan tetap memperhatikan kondisi lalu lintas, alias tidak langsung yang justru membuat pengendara lain bisa keget atau bahkan membuat bahaya lainnya.

Baca juga: Bahaya Laten Batu Krikil yang Bersarang di Alur Ban

Ilustrasi mobil melintas di jalan tolKOMPAS.COM/STANLY RAVEL Ilustrasi mobil melintas di jalan tol

"Langkah-langkah itu bisa dijadiakan sebagai antipasi. Namun paling utama itu selalu waspada saat berkendara, karena bahaya itu mengintai bukan hanya karena faktor internal tapi juga eksternal atau lingkungan sekitar yang kita lewati. Penting juga diketahui, risiko dalam berkendar bukan hanya dari depanpbelakang atau samping saja, tapi atas dan bawah," ujar Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau