JAKARTA, KOMPAS.com - Kecil-kecil cabai rawit, mungkin istilah tersebut cocok juga digunakan sebagai perumpamaan dari bahaya laten batu krikil yang kerap terselip di di alur ban, baik sepeda motor maupun mobil.
Perlu diketahui, meski secara skala batu krikil yang kerap ditemui pada ban cukup kecil, tapi bila dibiarkan terus bersarang memiliki efek buruk yang sangat merugikan bagi pemilik kendaraan.
Menurut On Vehicle Test PT. Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, walau hanya batu krikil, tapi bila menempel lama di alur ban bisa merusak struktur lapisan material ban.
Baca juga: Kecelakaan Tol Jagorawi, Pelajaran dari Fatalnya Pecah Ban Mobil
"Jumlahnya biasanya lebih dari satu, memang terlihat sepele tapi saat mobil bergerak di mana ada perputaran roda, batu tersebut bisa menekan karet ban secara bertubu-tubi selama perjalanan. Artinya meski kecil tapi lama-lama dapat merusak struktur karet ban," kata Zulpata kepada Kompas.com, Minggu (15/9/2019).
Bila batu dibiarkan dan sudah merusak material ban, akhirnya akan merobek karet permukaan ban. Bahayanya, menurut Zulpata, ketika batu sampai mengenai belt atau serat kawat yang jadi struktur ban.
Saat kawat sudah terbuka, maka akan mudah terjadinya korosi atau karat. Contoh paling mudah ketika terkena air saat mencuci kendaraan, atau mungkin saat kendaraan digunakan berjalan pada musim hujan.
Baca juga: Kecelakaan Tol Jagorawi Penumpang Sampai Terlempar dari Kabin Mobil, Ini Pentingnya Sabuk Pengaman
Ketika serat kawat sudah berkarat, maka secara daya tahan akan jauh lebih rapuh. Efek panjang dari akumulasi tersebut bisa membuat ban memiliki usia pakai yang pendek, bahkan parahnya lagi ban bisa pecah saat mobil atau motor sedang dikendarai.
"Efeknya memang jangka panjang, ini berlaku bukan hanya untuk ban bekas atau yang lama di pakai, tapi juga ban baru sekalipun. Batu krikil ini jadi faktor ekternal yang bisa merusak ban, efek terparah bila serat kawat sudah karat, maka bisa jadi potensi kerusakan seperti ban yang pecah ketika digunakan," kata Zulpata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.