JAKARTA, KOMPAS.com – Mazda Bongo merupakan mobil di segmen komersial yang sudah hadir sejak 1966. Secara kumulatif, Bongo sudah terjual sebanyak 2,1 juta unit hingga Mei 2020 semenjak diproduksi.
Di pasar Jepang, Bongo sudah muncul selama lima generasi. Baik itu dibangun sendiri maupun melalui skema kerja sama dengan pabrikan lain.
Mulai tahun 2020, Bongo kembali meramaikan pasar mobil komersial di Jepang dengan mengambil basis milik Daihatsu Gran Max atau Toyota TownAce.
Baca juga: Ini Lokasi Razia Operasi Patuh Jaya 2020 di Jakarta
Artinya, Mazda Bongo yang beredar di sana merupakan hasil produksi pabrik Daihatsu di Indonesia.
Dipilihnya basis Gran Max bukan tanpa alasan, dilansir dari laman Car Watch Impress, mobil ini diklaim punya dimensi yang ringkas dan memiliki kapasitas kargo yang cukup lapang.
Apalagi radius putar 4,9 meter juga membuat mobil ini makin mudah digunakan lantaran, gampang melakukan putar balik dan memasuki gang-gang sempit di Jepang.
Baca juga: Ini Daftar 10 Mobil Terlaris Semester I-2020, Brio Taklukkan Xpander
Berbeda dari Gran Max di Indonesia, Bongo juga akan tersedia dalam fitur lengkap. Termasuk pilihan sistem penggerak 2WD dan 4WD, serta Safety Smart Assist.
Fitur keselamatan ini akan memiliki fungsi pengereman otomatis untuk menghindari tabrakan, yang akan aktif saat mesin tiba-tiba dinyalakan, semisal saat berada di tempat parkir.
Bongo akan mengusung mesin 1.500 cc 2NR-VE yang tersedia dalam pilihan transmisi manual 5-percepatan dan otomatis 4-percepatan.
Baca juga: Ini Jenis Pelanggaran yang Diincar Polisi Saat Operasi Patuh Jaya 2020
Mesin ini kabarnya telah mengusung teknologi baru, yang membuat konsumsi BBM dan emisi gas buangnya lebih baik lagi.
Di Jepang, Bongo ditawarkan dalam dua varian. Model Minibus dipasarkan dari 1.822.700 yen sampai 2.350.700 yen, atau setara Rp 250 jutaan sampai Rp 323 jutaan.
Sementara Bongo model Pikap memiliki harga mulai 1.680.000 yen sampai 2.132.900 yen, atau setara Rp 231 jutaan sampai Rp 293 jutaan.
Baca juga: Begini Mekanisme Operasi Patuh Jaya 2020, Tidak Langsung Tilang
Lantas bagaimana dengan nasib Gran Max di Tanah Air? Menurut Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, untuk di Indonesia mesin K3 1.300 cc yang digunakan saat ini masih cukup mumpuni.
Konsumen yang ingin mesin lebih bertenaga juga tersedia unit 3SZ berkubikasi 1.500 cc yang tersedia di Gran Max minibus ataupun pikap.
Sedangkan untuk ubahan tampilan dan fitur keselamatan seperti Smart Assist, menurut Amel, konsumen di Indonesia, khususnya yang di segmen niaga, tidak mementingkan penampilan. Rata-rata hanya berfokus pada performa dan harga.
“Alasan ini juga yang jadi pertimbangan kami tak menyematkan fitur-fitur modern pada Gran Max di Indonesia, jadi agar lebih ekonomis,” ujar Amel kepada Kompas.com belum lama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.