JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai Qooder memang terasa naik motor gede (moge). Dengan jumlah 4 roda, dengan konfigurasi dua depan dan dua belakang mengundang banyak lirikan mata di jalan.
Soal desain sudah dibahas sebelumnya. Tampilannya dari depan termasuk manis, tapi kemudian kalau dilihat dari segala sisi apalagi dari samping dan belakang motor ini sangat kekar.
Soal fitur sebetulnya mengandalkan hal yang paling mencolok, yaitu punya empat roda dan didukung dengan suspensi canggih bernama Hydrolic Tilting System (THS) yang bisa mengikuti gerak motor.
Di bagian depan, suspensi ini punya tie rod seperti mobil. Keunikannya ialah suspensi tersebut bisa bergerak independen, sehingga ban depan mengikuti gerak motor saat menikung ke kiri dan ke kanan.
Baca juga: Qooder, Skuter Bongsor 4 Roda yang Manis Tapi Kekar
Pembawaan motor ini cukup lembut tidak seperti ATV. Pengendara bisa main bodi, dan memang harus main bodi terutama buat yang bru merasakan, agar motor "lebih nurut" jika ingin bermanuver.
Qooder memiliki empat rem, yaitu rem depan di tuas kanan, rem belakang di tuas kiri, rem kaki di dek kaki sebelah kanan, dan rem tangan agar motor tidak meluncur di tanjakan atau turunan.
Rem depan mengaktifkan rem depan, tapi rem belakang dan rem kaki, combi brake dengan perbandingan 80 persen belakang 20 persen depan.
Menariknya, rem kaki ini sebetulnya fungsinya sama seperti rem belakang, yang juga dapat berfungsi sebagai pengunci hidrolik. Kunci hidrolik ini akan aktif jika kita mengerem kuat di bawah 1.000 rpm sampai motor berhenti.
Mudahnya ialah rem belakang dan rem kaki sama saja. Tapi keduanya tidak bisa dipakai bersamaan. Kalau kita main rem belakang terus menginjak rem kaki, maka salah satunya akan ngelawan.
"Selain dia ngerem kecepatan, kalau motor sudah mau berhenti dan kita tetap mengerem, saat motor berhenti dia jadi kunci hidrolik. Jadi motor bisa stabil tidak jatuh saat berhenti, dengan catatan rem tidak dilepas," kata Yudit, marketing Manager Qooder, kepada Kompas.com.
Selain itu ada kunci hidrolik yang terletak di dashboard bagian kiri. Cara menggunakannya yaitu dengan tuas naik turun. Naik artinya melepas dan turun mengunci.
Sesuai namanya, fungsinya ialah mengunci keempat hidrolik di suspensi agar motor bisa stabil tidak jatuh. Kunci ini digunakan saat motor parkir dan akan ditinggal, atau saat menunggu lampu merah tapi pegal menekan tuas rem.
Menariknya jika kuncinya dalam keadaan hidup maka motor tidak bisa jalan. Mesin tetap menyala, tapi ketika digas motor akan brebet dan tidak bisa jalan.
Kemudian seperti dijelaskan di atas ada fitur rem tangan alias rem parkir. Bedanya dengan kunci hidrolik ialah fitur ini memang berfungsi seperti rem tangan mobil. Mencegah motor "ngeluyur" jika jalan tidak rata.
Sisanya sebetulnya tidak banyak. Beberapa kekurangan kecil yang Kompas.com catat ialah windshield yang tidak bisa di adjust. Tapi menurut Yudit, pihaknya sudah menyiapkan aksesori resmi yang bisa disesuaikan.
Kemudian kuncinya juga terbilang konvensional. Keunggulannya Qooder menyediakan colokan USB di bagian tengah bawah dashboard untuk mengisi daya ponsel. Colokan ini juga dapat ditemui di bagasi tapi bukan USB melainkan mesti pakai adaptor.
Baca juga: Klaim Positif, Motor Swiss Qooder Berencana Tambah Model Baru
Kelemahan lain yaitu bagasi yang ternyata cukup sempit, hanya bisa menampung helm open face. Alasannya begini. Meski motornya besar sebagian ruang dipakai untuk bagian mekanis. Seperti pada bagasi.
Di bagian tengah dek agak ke belakang menjadi tempat bersemayam mesin 400cc dan CVT. Keduanya mengambil jatah sampai bawah jok depan. Di tempat yang sama hingga ke belakang buat tempat tangki BBM 14 liter.
Fitur lain yaitu lampu depan belakang dan sein sudah LED. Hanya lampu jauh yang masih halogen. Speedometer fungsional yang memadukan digital dan analog, desainnya pun menarik.
Kekurangannya ialah motor ini tidak punya fitur gigi mundur. Membuat motor dengan panjang total 2,2 meter, lebar 840 mm dan tinggi 1.360 mm ini cukup merepotkan jika harus parkir di jalan tak rata.
Kompas.com merasakan sulitnya saat parkir yang kemudian mengharuskan motor keluar dalam posisi mundur. Kebetulan di ujungnya sebelum masuk jalan raya posisinya sedikit menanjak.
Alhasil untuk keluar harus dibantu dua orang. Satu untuk mendorong dari depan dan satu menarik dari belakang. Wajar saja sebab bobot kotor motor mencapai 281 kg jika tangki BBM terisi penuh.
Meski demikian jangan langsung berpikir hal ini jadi membuat tidak nyaman. Untuk mendorong motor sebetulnya tidak berat, ringan malah jika jalannya rata. Motor juga stabil, tidak perlu dipegang seperti motor biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.