JAKARTA, KOMPAS.com - Motor balap yang digunakan pada ajang balap MotoGP merupakan motor purwarupa, tidak dijual secara umum. Maka itu, teknologi yang digunakan juga berbeda.
Termasuk juga panel instrumen yang ada di bagian setang. Jika pada motor biasa umumnya menggunakan saklar, di motor balap MotoGP menggunakan tombol. Tombol-tombol tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
Baca juga: Larangan Bepergian Jadi Ganjalan Baru MotoGP 2020, Terancam Batal?
Para pebalap diharapkan dapat menggunakan tombol-tombol tersebut sesuai dengan fungsinya di tengah balapan, saat motor sedang melaju ratusan kilometer per jam, dan tetap bisa fokus.
Di setiap lap, pebalap harus melakukan lebih dari sekadar akselerasi, rem, menikung, dan ganti gigi.
Motor, dan seringkali kondisi trek, mengalami banyak perubahan saat balapan. Rem dan roda mengalami keausan, membuat kontrol traksi yang lebih besar diperlukan. Bahan bakar yang dikonsumsi juga membuat motor menjadi lebih ringan.
Dalam keadaan ini, setting yang dilakukan pada motor di awal balapan tidak lagi berlaku, dan pebalap harus membuat penyesuaian sendiri.
Sebelum balapan dimulai, motor dikonfigurasi menggunakan data yang dikumpulkan selama sesi pelatihan. Setelah balapan dimulai, terserah kepada pebalap untuk mengendalikan beberapa penyesuaian ini, dan dia harus melakukannya saat mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: 7 Fitur Keamanan Wajib di MotoGP, Salah Satunya Batu Kerikil
ECU Adjustment
ECU memungkinkan pebalap untuk melakukan konfigurasi kontrol traksi, anti-wheelie, tenaga mesin, dan sistem pengereman. Ada juga pengaturan lain untuk pembatas kecepatan pitlane.
Penyesuaian ini dapat berubah tergantung di mana pebalap berada di sirkuit, yang berarti bahwa pebalap memiliki puluhan skenario untuk dipilih selama satu lap.
Pebalap memiliki serangkaian tombol pada setang yang memungkinkan mereka untuk memilih penyesuaian dan sistem yang ingin mereka ubah.
Ada layar spidometer yang menampilkan informasi tentang status berbagai sistem dan data penting lainnya untuk membantu pebalap, termasuk suhu, kondisi lintasan, tekanan, RPM, dan lainnya.
Masalahnya adalah ketika pebalap menikung, berakselerasi, mencoba menyalip pebalap lain, atau memastikan pembalap lain tidak bisa menyusul, maka sangat sulit untuk melihat layar yang berada di luar bidang pandang.
Pebalap dapat memanfaatkan trek lurus untuk melihat layar. Tetapi di MotoGP, trek lurus berlangsung hanya beberapa detik.
Baca juga: Seri Perdana MotoGP 2020 Digelar Juli, Rossi Tak Sabar Ingin Balapan
Engine Brake
Program engine brake menyesuaikan bukaan gas untuk menghasilkan respons gas yang lebih halus saat pengereman. Oleh karena itu, dengan melakukan penyesuaian pebalap dapat menghemat bahan bakar, mengurangi keausan pada rem, mengelola ban belakang, dan lainnya.
Engine brake akan mulai bekerja secara otomatis ketika pengendara mengerem dan mengganti gigi.
Traction Control
Kontrol traksi atau Traction Control (TC) jauh lebih sederhana sekarang dibanding pada ECU sebelumnya. Program ini lebih merupakan tindakan pengamanan yang mencegah ban tergelincir berlebihan saat akselerasi.
Dengan cara ini, jika pebalap membuka gas terlalu banyak dan motor cenderung tergelincir, TC akan aktif, dan mulai menutup gas sedikit untuk meminimalkan tergelincir.
Pebalap akan melakukan penyesuaian pada TC dalam kondisi di mana ban sulit untuk mencengkeram lintasan. Misalnya, saat hujan atau ketika ban membutuhkan perhatian khusus.
Baca juga: Alasan Tangki Motor Balap MotoGP Diselimuti Sebelum Balapan
Anti-Wheelie
Mengingat torsi yang dihasilkan oleh motor balap MotoGP sangat besar, motor ini dapat terpental saat berakselerasi di gigi apa pun. Program ECU akan mulai bekerja ketika mendeteksi suspensi depan memanjang sepenuhnya, menandakan ban depan terangkat atau motor dalam posisi wheelie.
Penyesuaian memungkinkan pebalap untuk memilih berapa banyak daya mesin akan dipangkas ketika ini terjadi, mulai dari yang lebih konservatif ke yang lebih agresif.
Gas Adjustment
Program ini memodulasi jumlah daya yang diberikan motor saat pebalap memutar tuas gas. Pada level konservatif, meskipun pebalap memutar tuas gas dengan keras, bukaan throttle body akan tetap terbatasi.
Level yang lebih agresif akan menyebabkan throttle terbuka lebih besar. Pengaturan yang beragam ini memungkinkan pebalap menyesuaikan respons mesin dengan kebutuhannya yang selalu berubah.
Ketika seorang pebalap harus melakukan penyesuaian di tengah balapan, pebalap tersebut tidak hanya memperhitungkan kondisi motor dan aspal, tetapi juga apa yang dia ingin lakukan selama balapan.
Misalnya, jika dia ingin menyalip seseorang atau memperbaiki waktu, dia harus melakukan penyesuaian yang lebih agresif, mengingat bahwa performa motor akan berubah.
Tapi, yang paling penting, pebalap tersebut harus bisa melakukannya tanpa mengganggu konsentrasinya selama balapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.