JAKARTA, KOMPAS.com - Inreyen atau masa break-in biasanya dilakukan saat konsumen membeli motor baru. Yaitu, kondisi di mana komponen motor, terutama di bagian mesin sedang dalam masa penyesuaian.
Inyeren dilakukan agar bagian dalam mesin beradaptasi pada kinerja terbaiknya. Jadi bukan hanya pengendara yang beradaptasi pada motor baru, mesin motor juga butuh adaptasi.
Baca juga: Motor Pakai Boks Tambahan, Jangan Asal Kalau Mau Nyalip
Hanya saja untuk saat ini, inreyen terutama untuk motor kapasitas kecil sebetulnya sudah tidak disarankan. Sebab motor zaman sekarang sudah canggih, baik dari material dan tingkat kepresisian komponen.
"Bisa langsung pakai, sebab piston dan boring pada mesin sekarang ini sudah dibuat siap pakai. Celahnya sudah dibuat besar. Hanya saja jika mau naik kecepatan, percepatannya harus lambat," ujar Wahyudin, Kepala Mekanik AHASS DAM, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Pilih Mana, Motor dengan Suspensi Belakang Monoshock atau Dualshock?
Jika motor kecil sudah tidak terlalu perlu melakukan inreyen, beda dengan motor-motor berkapasitas besar seperti mesin 250 cc ke atas.
Wahyudin mengatakan, jika tidak melakukan inreyen terutama untuk motor berkubikasi besar, silinder bisa cepat bermasalah. Sebab panas di silinder tidak merata akibat kenaikan yang terlalu cepat.
"Inreyen itu paling sedikit sampai 250 km, paling lama 500 km. Kalau pengalaman saya seperti itu, karena setiap pabrikan motor besar punya rekomendasi tersendiri," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.