Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Mitos Sesat Campuran Oli, Pakai Minyak Goreng sampai Pisang

Kompas.com - 01/06/2020, 12:41 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memilih pelumas untuk mesin mobil tidak boleh sembarangan, harus disesuaikan dengan spesifikasinya.

Hal ini karena setiap oli mempunyai karakter yang berbeda dan belum tentu bisa diaplikasikan untuk setiap jenis kendaraan.

Tetapi, terkadang pemilik mobil masih tidak begitu peduli dalam hal pemilihan pelumas untuk kendaraannya.

Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, yaitu nekat mencampur oli mesin dengan bahan lain seperti buah pisang.

Ada berbagai mitos yang mendasari cara tidak biasa ini hingga beranggapan cara tersebut bisa menghaluskan suara mesin.

Baca juga: Ganti Oli Mesin Motor Jangan Semprot Angin Kompresor, Ini Alasannya

Padahal, mencampur pelumas dengan bahan lain apalagi dengan pisang sangat berbahaya dan bisa merusak komponen yang ada di dalam jantung pacu mobil.

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan, jika sampai mencampur oli dengan pisang sangatlah berbahaya.

Ilustrasi pemilik mobil yang memasukan pisang ke dalam mesin kendaraanya. Tujuannya sebagai pengganti oli mesin. Padahal tindakan ini dinilai salah dan dianggap sebagai mitos sesat.Kompas.com/Alsadad Rudi Ilustrasi pemilik mobil yang memasukan pisang ke dalam mesin kendaraanya. Tujuannya sebagai pengganti oli mesin. Padahal tindakan ini dinilai salah dan dianggap sebagai mitos sesat.

“Kalau sampai dikasih pisang itu tidak pernah ditemui karena bisa berefek secara langsung kepada mesin,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (31/5/2020).

Potensi kerusakan pada komponen sangat mungkin terjadi jika sampai buah pisang tercampur dengan pelumas di dalam ruang mesin.

“Itu sangat berbahaya (kerontokan mesin) bisa terjadi, komponen akan aus dan macet,” katanya.

Bambang menambahkan, selama ini yang lebih sering ditemui adalah pemilik mobil menggunakan oli untuk mesin diesel pada kendaraannya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ganti Oli Harus Menunggu Mesin Dingin?

Cara tersebut dipercaya bisa membuat mesin lebih halus mengingat tingkat viskositas atau kekentalan olinya juga berbeda.

“Paling sering oli mesin bensin diganti oli mesin spek diesel, lebih kental jadi lebih halus. Atau ada sabotase oli dicampur dengan gula, kecap, garam dan pencampuran itu membuat mesin menjadi rusak,” kata Bambang.

Gambar dari seorang pengguna facebook yang mengunggah psotingan mengenai penggunaan minyak goreng di mesin sepeda motor.Facebook Gambar dari seorang pengguna facebook yang mengunggah psotingan mengenai penggunaan minyak goreng di mesin sepeda motor.

Beberapa waktu lalu, Trainer dari Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi) Juergen Gunawan juga menjelaskan, mencampur pisang dengan oli sangat berbahaya.

Mengingat, tingkat kekentalan pisang lebih kental dari oli dan melebihi batas wajar.

Hal ini justru bisa mempercepat kerusakan pada mesin. Juergen menyarankan pemilik kendaraan untuk tidak mencoba-coba mengikuti mitos sesat tersebut.

Apalagi untuk kendaraan generasi terbaru yang teknologinya sudah berbeda dengan kendaraan lama.

"Untuk mesin mobil sekarang, bisa langsung game over kalau dimasukin pisang," ucap mantan penguji pelumas dan bahan bakar di LOBP Pertamina Plumpang itu.

Baca juga: Jangan Asal Pilih Oli, Mobil Mesin Bensin dan Solar Beda Karakter

Dia juga mengatakan, selain pisang mencampur minyak goreng dengan oli juga bisa mempercepat kerusakan pada mesin. Juergen mengatakan, minyak goreng tidak akan membuat suara mesin lebih halus.

"Intinya minyak goreng ada kandungan glycerid yang bisa berpotensi menyebabkan metal surface scratch (baret di permukaan mesin) dan naiknya water content (kandungan air). Jadi fatal untuk mesin," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau