Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Naik Motor Tanpa Jaket Berisiko Paru-paru Basah?

Kompas.com - 28/05/2020, 16:50 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perlengkapan berkendara selain helm dan sarung tangan adalah jaket. Jaket tak hanya berguna untuk menunjang keselamatan saja, tapi memiliki fungsi penting lainnya.

Mungkin Anda pernah mendengar anjuran dari orang-orang terdekat untuk menggunakan jaket saat mengendarai motor agar terhindar dari penyakit paru-paru basah. Tak sedikit yang menyepelekan anjuran tersebut karena dianggap hanya mitos.

Baca juga: 6 Langkah Rawat Jaket Motor Supaya Awet

"Memang belum ada penelitian bahwa orang yang mengendarai motor tapi tidak pakai jaket itu kena penyakit paru-paru basah," kata dokter Spesialis Paru, Agus Dwi Susanto, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Pengendara sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (28/1/2018). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan akan menaati putusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta tentang larangan sepeda motor melintas di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat di Jakarta. KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Pengendara sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (28/1/2018). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan akan menaati putusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta tentang larangan sepeda motor melintas di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat di Jakarta.

Agus menambahkan, secara teori dan logika, orang yang mengendarai motor tanpa jaket berpotensi lebih besar terkena penyakit pada bagian paru-parunya daripada orang yang mengenakan jaket.

Menurutnya, aktivitas pernafasan orang yang tidak mengenakan jaket saat mengendarai motor akan berjalan tidak normal. Penyebabnya, adanya tekanan udara dari luar bagian dadanya.

"Padahal, saat menghirup udara terdapat berbagai kuman atau partikel jahat yang ikut terbawa ke dalam paru-paru. Maka itu, udara dan partikel jahat itu harus dikeluarkan, yakni ketika menghembuskan nafas," ujar Agus.

Baca juga: Tren Jaket Motor Mulai Berubah Jadi Lebih Kalem dan Aman

Dengan begitu, bagian dada membutuhkan perlindungan, seperti menggunakan jaket atau rompi pelindung. Sehingga, aktivitas bernafas tetap berjalan normal ketika berkendara.

"Kalau dikatakan korelasi langsung dengan penyakit paru-paru basah, ya tidak ada. Tapi tanpa menggunakan jaket ini meningkatkan risiko. Misalnya ada kuman masuk, tapi kamampuan bernafasnya terhambat. Kemudian, kuman itu mengendap. Oleh karena itu, korelasinya enggak langsung tapi bersifat akumulatif," kata Agus.

Agus menjelaskan, paru-paru basah sendiri adalah istilah dari salah satu jenis penyakit pada paru-paru. Penyakit lain yang juga bisa timbul adalah tuberculosis (TBC).

"Penyakit paru-paru basah kan pemahaman orang awam saja. Tapi secara terminologi, maksudnya adalah peradangan di bagian paru-paru karena kuman," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau